Di sini, menu sarapan pagi nya sederhana namun nikmat. Kebetulan sedang berlangsung acara Workshop Jurnalisme Arkeologi dengan tema Lasem, Museologi & Heritage.
Ranjang yang menjadi Jembatan Budaya
Setiap kali melewati resepsionis, Saya kembali memandangi ranjang Tiongkok di resepsionis. Saya tidak hanya melihat bentuk dan ukirannya, tapi saya membayangkan kisah-kisah yang pernah terjadi di atasnya. Mungkin di ranjang ini pernah menyimpan cerita kelahiran, kematian, cinta yang dirahasiakan, dan air mata yang tertahan.
Di sinilah Lasem membuat saya takjub: membuat yang berbeda menjadi mirip, membuat yang jauh terasa dekat. Ranjang Tiongkok di hotel ini telah mengingatkan saya kembali dengan Madura---dan saya merasa sedang duduk di persimpangan sejarah yang sunyi.
Saya tak tahu siapa yang pertama membuat ranjang berpilar dan beratap itu---Tiongkok atau Madura. Tapi mungkin itu bukan soal siapa meniru siapa. Mungkin itu adalah soal bagaimana manusia, di mana pun, butuh ruang yang sakral, teduh, dan penuh kasih untuk hidup.
Dan kadang, ranjang tua di sebuah hotel bisa mengajarkan lebih banyak tentang sejarah, keluarga, dan kemanusiaan... dibandingkan dengan buku sejarah mana pun.
Lasem, Akhir Juni 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI