Di negeri ini, bulu tangkis bukan sekadar olahraga. Ia adalah denyut nadi, semangat yang mengalir dari kampung ke kampung, dari gang sempit hingga pelatnas megah di Cipayung. Tapi tak semua perjalanan para insan bulu tangkis berakhir di podium-podium dalam negeri. Sebagian dari mereka---yang tak kalah berjasa---memilih jalan lain: menjadi pelatih di negeri orang, membawa keahlian, jiwa, dan warisan bulu tangkis Indonesia ke panggung dunia.
Mereka adalah para perantau raket. Nama-nama besar. Beberapa kita kenang sebagai pahlawan di masa jaya, sebagian mungkin tak kita kenali wajahnya, tapi mereka tetap membawa merah-putih dalam diam.
Hendrawan: Keheningan Seorang Juara
Di Malaysia, di balik performa legendaris Lee Chong Wei, ada sosok yang bekerja dalam senyap: Hendrawan. Sang juara dunia 2001 itu tak banyak bicara soal kejayaan masa lalu. Ia melatih dengan kesabaran, membentuk karakter, bukan hanya teknik. Dalam sesi latihan yang panjang dan melelahkan, Hendrawan seperti mentransfer semangat Indonesia kepada anak didiknya: bekerja keras tanpa pamrih, menang tanpa banyak bicara.
Di negeri jiran, Hendrawan menjadi simbol penghormatan lintas batas. Ia membuktikan bahwa rivalitas di lapangan tak harus melahirkan permusuhan. Justru dari ketulusan itulah, Indonesia dan Malaysia saling belajar.
Rexy Mainaky: Jejak Emas yang Tak Pernah Padam
Rexy Mainaky, sang peraih emas Olimpiade Atlanta 1996, mungkin lebih sering kita dengar hari ini dalam konteks bulu tangkis Malaysia atau Thailand. Ia pernah melatih di Inggris, membangkitkan sektor ganda putra, dan kini menjabat sebagai Direktur Kepelatihan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia). Tapi jauh sebelum itu, Rexy adalah anak kampung dari Ternate yang menjadikan bulu tangkis sebagai jalan hidup.
Di setiap negara yang disinggahinya, Rexy menanamkan satu nilai khas Indonesia: mainlah dengan hati, jangan sekadar mengejar poin. Itulah yang membuatnya tak hanya dihormati sebagai pelatih, tapi juga sebagai mentor.
Nova Widianto dan Flandy Limpele: Saudara Ganda Campuran yang Kini Berpisah Negara
Dulu mereka adalah andalan Indonesia di sektor ganda campuran. Kini mereka berbagi ilmu di dua negara berbeda. Nova Widianto kini membina sektor campuran di Malaysia, sedangkan Flandy Limpele menularkan ilmunya di Hong Kong setelah sebelumnya sukses membentuk duet maut India: Satwiksairaj/Chirag.