Mudik adalah momen yang selalu dinanti-nantikan. Bagi saya, mudik bukan sekadar perjalanan pulang ke kampung halaman, tetapi juga petualangan yang penuh cerita. Dan, kereta api selalu menjadi pilihan utama. Dari pengalaman naik kereta "sapu jagat" di masa lalu hingga kereta modern sekarang, setiap perjalanan selalu meninggalkan kenangan yang tak terlupakan. Yuk, simak cerita seru dan unik tentang pengalaman mudik dengan kereta api!
Kereta Sapu Jagat: Nostalgia yang Penuh Cerita
Dulu, pada tahun 80-90an, mudik dengan kereta api adalah petualangan dan perjuangan tersendiri. Mendapatkan tiket untuk mudiak sangat sulit, sehingga banyak yang hanya nekat datang ke stasiun dan berharap naik kereta ekonomi yang akrab disebut "kereta sapu jagat". Nama itu sendiri sudah menggambarkan betapa ramai dan penuh sesaknya kereta ini. Tapi justru di situlah letak serunya! Kereta ini khusus untuk yang tidak kebagian tiket dan dengan prinsip siapa cepat dia dapat, Bayangkan serumya naik kereta seperti ini.
Masuk dari Jendela? Bisa Banget!
Salah satu momen paling berkesan adalah ketika kereta sudah tiba di stasiun, dan semua penumpang berdesakan untuk masuk. Pintu kereta? Sudah penuh! Tapi jangan khawatir, ada "jalan alternatif": jendela! Ya, saya pernah menyaksikan (dan bahkan ikut melakukannya) bagaimana penumpang masuk ke dalam kereta melalui jendela. Bagi yang belum terbiasa, mungkin ini terlihat ekstrem, tapi saat itu, itu adalah solusi paling logis. Semua orang saling sikut tapi juga saling membantu, dan akhirnya bisa masuk ke dalam kereta. Meskipun melelahkan, suasana seperti ini justru membuat perjalanan terasa lebih hidup. Mungkin pahit ketika dirasakan, namun sangat manis untuk dikenang/
Sahur di Tengah Keramaian
Saat bulan Ramadan, mudik dengan kereta sapu jagat punya cerita tersendiri. Sahur di dalam kereta yang penuh sesak adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bayangkan, puluhan orang duduk berjejalan di kursi, berdiri di lorong, atau bahkan duduk di lantai. Saat waktu sahur tiba, semua orang saling membangunkan. Ada yang membagi kurma, ada yang berbagi nasi bungkus. Meskipun kondisi tidak ideal, suasana kebersamaan dan saling berbagi justru membuat momen sahur terasa lebih bermakna.
Pedagang Asongan : Hiburan di Atas Rel
Salah satu hal yang paling saya rindukan dari kereta sapu jagat adalah penjual makanan keliling. Mereka bukan sekadar menjual makanan, tapi juga menghibur. Dengan suara khas, mereka menyanyikan lagu-lagu lucu sambil menawarkan makanan. "Kopi panas, teh manis, mi instan, ada nasi kotak!" teriak mereka sambil meliuk-liuk di antara penumpang. Kadang, mereka juga bercerita atau melontarkan jokes yang bikin semua penumpang tertawa. Mereka adalah "penghibur jalanan" yang membuat perjalanan terasa lebih singkat.
Mudik dengan KAI Sekarang: Nyaman, Tapi Tetap Penuh Cerita