Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mudik dengan Kereta Api, Dulu dan Kini

20 Maret 2025   09:31 Diperbarui: 20 Maret 2025   09:31 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta zman dulu : Freepic

Mudik adalah momen yang selalu dinanti-nantikan. Bagi saya, mudik bukan sekadar perjalanan pulang ke kampung halaman, tetapi juga petualangan yang penuh cerita. Dan, kereta api selalu menjadi pilihan utama. Dari pengalaman naik kereta "sapu jagat" di masa lalu  hingga kereta modern sekarang, setiap perjalanan selalu meninggalkan kenangan yang tak terlupakan. Yuk, simak cerita seru dan unik tentang pengalaman mudik dengan  kereta api!

Kereta Sapu Jagat: Nostalgia yang Penuh Cerita

Dulu, pada tahun 80-90an, mudik dengan kereta api adalah petualangan dan perjuangan  tersendiri. Mendapatkan tiket untuk mudiak sangat sulit, sehingga banyak yang hanya nekat datang ke stasiun dan berharap naik kereta ekonomi  yang akrab disebut "kereta sapu jagat". Nama itu sendiri sudah menggambarkan betapa ramai dan penuh sesaknya kereta ini. Tapi justru di situlah letak serunya!  Kereta ini khusus untuk yang tidak kebagian tiket dan dengan prinsip siapa cepat dia dapat,  Bayangkan serumya naik kereta seperti ini. 

Masuk dari Jendela? Bisa Banget!

Salah satu momen paling berkesan adalah ketika kereta sudah tiba di stasiun, dan semua penumpang berdesakan untuk masuk. Pintu kereta? Sudah penuh! Tapi jangan khawatir, ada "jalan alternatif": jendela! Ya, saya pernah menyaksikan (dan bahkan ikut melakukannya) bagaimana penumpang masuk ke dalam kereta melalui jendela. Bagi yang belum terbiasa, mungkin ini terlihat ekstrem, tapi saat itu, itu adalah solusi paling logis. Semua orang saling sikut tapi juga saling membantu, dan akhirnya bisa masuk ke dalam kereta. Meskipun melelahkan, suasana seperti ini justru membuat perjalanan terasa lebih hidup.  Mungkin pahit ketika dirasakan, namun sangat manis untuk dikenang/

Sahur di Tengah Keramaian

Saat bulan Ramadan, mudik dengan kereta sapu jagat punya cerita tersendiri. Sahur di dalam kereta yang penuh sesak adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bayangkan, puluhan orang duduk berjejalan di kursi, berdiri di lorong, atau bahkan duduk di lantai. Saat waktu sahur tiba, semua orang saling membangunkan. Ada yang membagi kurma, ada yang berbagi nasi bungkus. Meskipun kondisi tidak ideal, suasana kebersamaan dan saling berbagi justru membuat momen sahur terasa lebih bermakna.

Pedagang Asongan : Hiburan di Atas Rel

Salah satu hal yang paling saya rindukan dari kereta sapu jagat adalah penjual makanan keliling. Mereka bukan sekadar menjual makanan, tapi juga menghibur. Dengan suara khas, mereka menyanyikan lagu-lagu lucu sambil menawarkan makanan. "Kopi panas, teh manis, mi instan, ada nasi kotak!" teriak mereka sambil meliuk-liuk di antara penumpang. Kadang, mereka juga bercerita atau melontarkan jokes yang bikin semua penumpang tertawa. Mereka adalah "penghibur jalanan" yang membuat perjalanan terasa lebih singkat.

Mudik dengan KAI Sekarang: Nyaman, Tapi Tetap Penuh Cerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun