Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bukber, Mendekatkan yang Jauh, Menjalin Kebersamaan

16 Maret 2025   07:51 Diperbarui: 16 Maret 2025   07:51 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Buka puasa bersama (bukber) telah menjadi tradisi yang dinanti-nantikan setiap bulan Ramadan. Momen ini bukan sekadar kesempatan untuk menyantap hidangan lezat setelah seharian berpuasa, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan---baik dengan rekan kerja, atasan, saudara jauh, maupun teman lama yang lama tak bersua.

Namun, agar bukber lebih bermakna, perlu adanya pemahaman bahwa acara ini bukan hanya tentang makan bersama, melainkan juga tentang bagaimana kita bisa mengambil manfaat sosial, emosional, dan spiritual dari setiap kebersamaan. Di sisi lain, bukber juga bisa membawa dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik. Mari kita bahas bagaimana menjadikan bukber lebih bermakna, apa saja nilai positifnya, serta bagaimana menghindari sisi negatifnya.

Bukber di Kantor: Membangun Relasi yang Lebih Hangat

Bagi banyak orang, bukber di kantor menjadi momen spesial yang dapat mencairkan suasana kerja. Makan bersama rekan kerja dan atasan bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga membangun relasi yang lebih akrab di luar suasana profesional yang kaku.

Biasanya, di lingkungan kerja, atasan tetaplah seorang bos yang harus dijaga batas formalitasnya. Namun, di acara bukber, suasana bisa lebih cair. Makanan yang disajikan bisa menjadi alat pemersatu, memungkinkan percakapan lebih santai dan penuh canda tawa. Ini adalah kesempatan langka di mana karyawan bisa melihat sisi lain dari atasannya---mungkin lebih santai, lebih ramah, atau bahkan memiliki selera humor yang tidak disangka-sangka.

Di sisi lain, bukber juga bisa menjadi ajang mempererat hubungan antar-rekan kerja. Dalam rutinitas sehari-hari, mungkin ada perbedaan pendapat atau kesibukan masing-masing yang membuat interaksi terbatas. Namun, saat berbuka puasa bersama, semua bisa duduk bersama, berbincang santai, dan menyadari bahwa di balik peran profesional masing-masing, mereka tetap manusia yang butuh hubungan sosial yang sehat.

Bukber dengan Keluarga dan Saudara Jauh: Merajut Silaturahmi

Tidak hanya di kantor, bukber juga menjadi momen yang tepat untuk bertemu dengan keluarga besar atau saudara jauh yang jarang berjumpa. Kesibukan sehari-hari sering kali membuat hubungan kekeluargaan menjadi renggang. Bukber menjadi jembatan untuk menghangatkan kembali hubungan yang mungkin mulai merenggang karena jarak dan waktu.

Ketika berkumpul, makanan menjadi pusat kebersamaan. Biasanya, hidangan khas keluarga akan disajikan, membawa nostalgia dan cerita-cerita masa lalu yang menghangatkan hati. Tidak jarang, bukber dengan keluarga juga menjadi ajang reuni kecil-kecilan, di mana generasi tua berbagi cerita dengan generasi muda, memperkuat akar kekeluargaan yang semakin langka di era modern ini.

Namun, ada tantangan tersendiri dalam bukber keluarga. Kadang-kadang, ada anggota keluarga yang suka pamer---baik itu soal pekerjaan, prestasi anak, atau bahkan menu makanan yang mereka pesan. Hal seperti ini bisa menciptakan ketidaknyamanan bagi sebagian orang. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga kesederhanaan dan mengutamakan esensi utama dari bukber: kebersamaan dan silaturahmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun