Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sekilas Pintu, Rooftop dan Interior Masjidil Haram (Bagian II)

12 Maret 2025   11:28 Diperbarui: 12 Maret 2025   11:28 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minum zamzam: dokpri
Minum zamzam: dokpri

Saya bangkit dan berjalan menuju ke tempat air zamzam. Sambil berjongkok minum, saya memandang dua menara masjid yang berdiri megah dengan matahari bersinar terang di belakangnya, menciptakan efek siluet yang dramatis. Selain diminum langsung, banyak juga orang yang mengisi botol botol untuk dibawa pulang ke penginapan masing-masing.

Di sisi lain, tampak  suasana  Abraj Al Bait yang menjulang tinggi dan menara masjid yang berdiri megah. Langit biru cerah menambah keindahan pemandangan.

Menara dan Crane: dokpri
Menara dan Crane: dokpri

Kemudian , saya  berjalan lagi ke menuju area tengah atap masjid. Yang menarik perhatian adalah proyek pembangunan yang sedang berlangsung. Beberapa crane warna merah dan hijau berdiri kokoh berdampingan dengan menara. Proyek perluasan masjid atau mungkin renovasi memang terus berlangsung sementara proses ibadah tidak boleh terganggu.

Lelah berjalan saya duduk sejenak bersandar di dekat kubah. Di bawah cahaya matahari yang menyinari lantai marmer putih, saya duduk di dekat salah satu kubah di atap Masjidil Haram, menikmati embusan angin sepoi-sepoi yang membawa kesejukan, mengimbangi teriknya mentari yang memantul dari bangunan suci ini.

Eskalator 84: dokpri
Eskalator 84: dokpri

Puas menikmati suasana atap. Saya mencari jalan untuk turun. Ternyata ada beberapa pintu keluar dengan eskalator yang bernomor. Saya memilih eskalator no 84 yang mungkin akan membawa saya menuju pintu 84 di bawah sana.  Setelah turun tiga eskalator,  saya harus melanjutkan turun dengan tangga dan tiba di lantai bawah masjid. Sebuah jam gantung emas menghias langit-langit.

Lampu gantung silinder: dokpri
Lampu gantung silinder: dokpri

Sambil berjalan saya sempat memperhatikan bentuk lampu gantung yang berbeda dengan lampu yang saya lihat siang tadi.
Struktur lampu berbentuk silinder dengan detail kaca yang memancarkan cahaya lembut, menciptakan suasana yang hangat dan sakral di dalam ruangan. Ornamen hijau dan emas pada bagian bawahnya menambah elemen artistik yang serasi dengan arsitektur sekitarnya, yang penuh dengan ukiran geometris dan kaligrafi khas bangunan Islam.

Sambil berjalan keluar saya tidak berhenti mengagumi keindahan dan kemegahan interior masjid ini.  Arsitekturnya yang  megah dihiasi pilar-pilar marmer dan ukiran indah. Tampak Jemaah berpakaian ihram sedang lalu lalang. Suasana khusyuk dan damai menyelimuti area ini, mencerminkan spiritualitas yang mendalam bagi umat Islam dari seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun