Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dengan Status Tercera Edad, Bisa Masuk Berbagai Museum dengan Gratis di Bogota

20 Februari 2024   22:28 Diperbarui: 20 Februari 2024   22:31 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lama tiket pun sudah di tangan saya dan saya kemudian antre untuk naik furnicular yang sangat antik dan menjadi salah satu ikon wisata di Bogota . Sebenarnya tiket ini berlaku baik untuk furnicular maupun telerefico atau cable car alias kereta gantung, namun saya memilih naik furnicular saja.


Naik furnicular lumayan mengasyikkan karena relnya hanya satu dengan derajat kemiringan hampir 60 derajat serta melewati terowongan .

Yang paling mendebarkan adalah ketika dua gerbang baik yang naik maupun yang turun akan bertemu di tengah-tengah. Sekilas terasa hampir bertabrakan namun tiba-tiba keduanya menghindar karena ps di tengah itu terdapat dua jalur rel.

Makin naik di ketinggian, pemandangan kota Bogota dengan gedung -gedung pencakar langitnya terhampar di kejauhan. Jalan raya dan kendaraan tampak kecil menyemut  dengan  latar belakang langit senja di Bogota memberikan nuansa keindahan tersendiri.  Sesampainya di atas bukit sejenak saya menikmati pemandangan dan kemudian kembali  mendaki jalan berliku menuju puncak di mana terdapat sebuah gereja kecil yang cantik.  Di sepanjang jalan terdapat patung Yesus dan Bunda Maria yang menggambarkan perjalanan beliau ke kayu salib.

 Patung Yesus: dokpri
 Patung Yesus: dokpri


Di sini juga terdapat spot  foto dengan latar belakang tulisan Bogota.  Saya sempat mejeng dengan minta tolong seorang perempuan setengah baya yang memang menawarkan batuan untuk mengambil gambar.

 Bogota dari Monseratte: dokpri
 Bogota dari Monseratte: dokpri


Sekitar setengah jam berada di puncak bukit, tiba waktunya untuk kembali turun. Ternyata selain menggunakan furnicular atau telerefico, pengunjung juga bisa berjalan kaki untuk naik dan turun. Tetapi banyak berita jika jalurnya cukup berbahaya karena sering terjadi penodongan dan kejahatan terutama di waktu sepi.

Saya kemudian kembali ke stasiun di bawah dan naik taksi untuk melanjutkan perjalanan di Bogota.

Cerro Monseratte: dokpri 
Cerro Monseratte: dokpri 

Ternyata pengalaman saya dengan tercera edad bukan hanya sekali ini. Di berbagai museum di Bogota seperti di Museo Nacional de Colombia dengan hanya menyebutkan kata sakti Tengo mas de sesenta aos, saya bahkan dapat masuk dengan gratis, bahkan tanpa diminta menunjukkan identitas seperti paspor. Bahkan di Museo del Oro pun sebenarnya saya bisa masuk gratis.


Sekian kisah mengenai tercera edad di Kolombia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun