Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum di Surabaya yang Mirip Museum di Paris

20 Juli 2023   19:54 Diperbarui: 20 Juli 2023   19:55 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan di kawasan Tugu Pahlawan di Surabaya belumlah lengkap jika tidak mampir ke Museum 10 Nopember.  Pintu masuk museum letaknya ada di sudut lapangan yang disebut Alun-Alun Contong ini.  Untuk membeli tiket kita harus memesan secara online di portal Surabaya tiket wisata seharga 8 ribu rupiah per orang dan gratis buat pelajar.

Setelah membeli tiket kami mulai masuk ke ruangan museum yang unik karena sebagian besar bangunan terletak di bawah tanah sehingga untuk masuk ke museum kami turun terlebih dahulu.  Konon museum ini dirancang seperti ini akar tidak mengganggu pemandangan Tugu Pahlawan yang ada di luar. 

dokpri
dokpri

Sesuai namanya, museum ini banyak menyimpan benda-benda bersejarah sehubungan dengan peristiwa pertempuran Surabaya yang terjadi pada November 1945 sehingga tanggal 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.  Salah satu sosok yang memainkan peran penting dalam peristiwa itu adalah Bung Tomo yang suaranya diabadikan di museum ini dengan pidatonya yang membakar semangat para pemuda Surabaya. Di sini juga terdapat diorama yang menggambarkan Bung Tomo berada di dekat radio dan berpidato.

Dokpri
Dokpri

Arsitektur museum ini juga berbentuk piramida yang unik sehingga di atapnya kita bisa melihat sebuah piramida terbalik yang seakan-akan tergantung di dihiasi berbagai lukisan bersejarah yang menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia.  Di salah satu piramida terbalik ini ada lukisan atau foto berbagai gedung bersejarah di Surabaya seperti Hotel Oranye yang sekarang menjadi Hotel Majapahit, Gedung Kantor Pos, St. Louis dan Kantor Perdagangan Belanda serta pemandangan kota Surabaya di zaman dahulu, lengkap dengan trem di jalan raya.    Wah sangat menarik sekali melihat suasana kota pahlawan ini dalam foto tua yang dipamerkan di piramida terbalik.

Dokpri
Dokpri

Ruang bawah tanah di museum ini juga tampak sangat megah dengan lantai marmer hitam putih bermotif yang memberikan kesan mewah dan Anggun  Pintu nya yang besarpun terbuka lebar menyambut para pengunjung. Kebetulan siang itu cukup ramai anak-anak dengan seragam sekolah sedang berkunjung ke sini.

Namun salah satu yang menarik adalah Teks Proklamasi versi Bahasa Jawa dan Bahasa Madura yang dipamerkan. 

Bajawara

Kita bangsa Indonesia sarana iki, nelakake kamardikaning  Indonesia.

Bab-bab kang nglenani pemindahan pangoewasa lan liya-liyane ditindakake klawan tjara kang lan ing dalam tempo kang saenggal-enggale.

Demikian bunyi teks proklamasi dalam Bahasa Jawa dan di bawahnya juga ada teks yang sama dalam Bahasa Madura

Selain itu juga terdapat patung replika yang menggambarkan penderitaan dan perjuangan rakyat Indonesia, khususnya Surabaya di masa perang kemerdekaan melawan Belanda dan Inggris. 

Dokpri
Dokpri

Salah satu kisah yang menarik adalah peran Rumah Sakit Sampang dalam masa perjuangan. Dijelaskan bahwa banyak tokoh pejuang seperti Dokter Soetomo yang ternyata pernah membuka praktik di rumah sakit ini   Yang cukup mengejutkan, ternyata beliau merupakan dokter spesialis kulit dan kelamin.  Rumah sakit yang bersejarah ini pada masa November 1945 itu banyak menampung para korban pertempuran baik sipil maupun militer.  Sayangnya, bangunan rumah sakit yang bersejarah ini sudah diratakan dengan tanah pada tahun 1980 an dan kemudian di sana dibangun Plaza Surabaya.   Wah ha ini mengingatkan bahwa banyak gedung bersejarah di Indonesia yang dihancurkan karena hanya ingin dibangun pusat perbelanjaan.  Salah satunya adalah Hotel Des Indes di Jakarta.

Dokpri
Dokpri

Di salah satu sisi museum juga dipajang sebuah foto atau lukisan lama yang menggambarkan suasana Rumah Sakit Sampang di masa pertempuran tersebut.

Di museum ini kita juga dapat melihat sejarah pembangunan Tugu Pahlawan pada tahun 1950-an.  Yang menarik adalah besarnya dana untuk membangun tugu ini hanya sebesar 323.100 Rupiah. Tentunya uang sebesar itu bernilai sangat tinggi sekarang  Uniknya pemerintah hanya pembunyai dana sebesar 160.000 Rupiah sehingga Panitia pembangunan harus menanggung sendiri sisanya sebesar 163.100 Rupiah. 

Dokpri
Dokpri

Untuk menutupi kekurangan dana tersebut panitia pembangunan dan pemerintah kota Surabaya menyelenggarakan undian berhadiah dengan menjual kupon seharga 10 Rupiah yang berhadiah rumah beserta perabotannya.  Melalui undian ini dapat dikumpulkan dana sebesar 500 Ribu rupiah.  Demikianlah akhirnya panitia yang dipimpin Ketua Proyek R. Moestajab Soemowidigdo dan dibantu Manajer Proyek Ir Tan Giok Tjauw selaku  Kepala PU Kota Surabaya mampu menyelesaikan proyek pembangunan Tugu Pahlawan sesuai jadwal dan diresmikan pada 10 November 1952

dokpri
dokpri

Sementara itu di atap utama bangunan museum yang berbentuk piramida ini juga dihiasi dengan piramida terbaik dalam ukuran besar yang di salah satu sisinya bergambar Bung Karno  lengkapi dengan Kata-Kata Mutiara beliau yang terkenal yaitu Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menghormati jasa Pahlawannya

Tentu saja museum ini juga dilengkapi dengan beberapa ruangan yang memiliki diorama yang menceritakan kembai momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia 

Bentuk museum yang mirip piramida serta hiasan piramida terbalik ini mengingatkan saya akan Museum di Paris yang sangat terkenal yaitu Museum Louvre.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun