Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Ritual Kau Chim di Kelenteng Wong Tai Sin

16 Januari 2023   08:51 Diperbarui: 16 Januari 2023   10:46 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelenteng Wong Tai Sin: Hong Kong Traveller

Tidak lama lagi Tahun Baru Imlek akan menjelang dan salah satu tempat yang akan ramai terutama di malam tahun baru imlek adalah kelenteng dimana orang Tiong Hoa biasanya akan berkumpul, berdoa dan berharap bahwa tahun yang akan datang akan membawa kebahagiaan, kemakmuran, dan juga panjang umur.

Di Hong Kong salah satu kelenteng yang paling besar dan terkenal adalah Wong Tai Shin Temple atau dikenal juga dengan nama Sik Sik Yuen.  Karena itu, saya pun tidak mau ketinggalan menyempatkan diri sekedar mengintip bagaimana situasi kelenteng terbesar dan termegah di kawasan Hong Kong ini.  

Kebetulan lokasi kelenteng Wong Tai Shin yang berada di Semenanjung Kowloon sangat mudah dicapai dengan menggunakan transportasi kesayangan saya, yaitu MTR, bukan MRT seperti di Singapura atau Jakarta. Di Hong Kong, angkutan massal berbasis rel ini memang Bernama MTR yang merupakan singkatan dari Mass Transit Railway yang sudah ada sejak tahun 1979.   Bahkan stasiun MTR Wong Tai Sin yang nama nya sama dengan kelenteng yang akan kita kunjungi ini berada tepat di dekat kelenteng dan merupakan salah satu dari stasiun yang pertama dibuka pada Oktober 1979 itu.

Dengan MTR saya berangkat dari hotel di kawasan Tsim Sha Tsui. Dengan sekali pindah kereta  di Mongkok dalam waktu kurang dari 20 menit saya sudah tiba di stasiun Wong Tai Sin lalu tinggal keluar melalui pintu B2 dan Kelenteng Wong Tai Sin yang megah sudah ada di hadapan.  Yang membuat kita nyaman menggunakan MTR di Hong Kong adalah rambu petunjuk yang jelas untuk pergi ke tempat-tempat wisata.

Pintu Gerbang  dengan latar Pencakar Langit: Hong Kong Traveller
Pintu Gerbang  dengan latar Pencakar Langit: Hong Kong Traveller

Kelenteng ini sudah tampak dari kejauhan karena memang lokasi nya sedikit di atas bukit sehingga dari stasiun kita harus melalui jalan dan ratusan anak tangga mendaki.   

Namun karena suasana bulan Januari yang lumayan sejuk di Hong Kong, maka perjalanan terasa tetap nyaman.  Bahkan di tempat sekitar sini sudah banyak gerai atau toko kecil yang menjual berbagai keperluan ibadah. Toko atau gerai ini menjual pernak pernik khas negeri Tiongkok. Warna merah dan kuning emas mendominasi. Kalau ingin beribadah biasanya pengunjung membeli hio atau dupa .

Pintu gerbang  kelenteng juga sangat cantik terdiri dari tiga bagian . Atapnya berbentuk pelana  dengan genting dan tulisan dalam kasar kanji tradisional. Di sini juga ada berderet patung perunggu penjaga yang bentuknya melambangkan 12 shio yang ada dalam mitologi  Tiongkok.

Salah satu sudut kelenteng: Chinatraveller
Salah satu sudut kelenteng: Chinatraveller

Dari halaman depan ini bentuk bangunan utama kelenteng Wong Tai Sin yang megah tampak gagah. Atapnya terbuat dari genting warna kuning menyala dan bersusun tiga. Juga dihiasi patung kecil berbentuk hewan mitologi.   Gedungnya di topang oleh pilar atau tiang -tiang besar warna merah. Kisi-kisi yang cantik dengan warna  dasar  biru  dengan ornamen ukiran naga warna emas menghiasi setiap sudut. Sementara deretan lampion warna merah dan kuning emas menghias di mana-mana.

Di halaman ini terdapat tempat khusus untuk berdoa dan kemudian meletakkan hio . Ada sebuah meja panjang dan di atasnya berderet pot berbentuk persegi panjang. Tua, muda baik lelaki mau pun perempuan tampak khusuk berdoa sambil membakar hio dan kemudian menjunjungnya ke atas kepala lalu memberi hormat membungkuk tiga kali sebelum meletakkan hio di tempatnya.  Selain itu juga ada yang berlutut atau bahkan bersujud beberapa kali.

Tepat di pintu masuk bangunan utama sepasang patung singa perunggu dalam ukuran cukup besar seakan-akan menjaga dan mengawal bangunan ini dari unsur jahat. Di bagian lain juga ada patung hewan berbentuk bangau yang konon melambangkan semangat yang membara dan kesehatan sampai di hari tua.

Kelenteng ini dikunjungi oleh jemaah dari berbagai latar belakang agama baik Konghucu Tao dan juga Buddha. Bahkan penduduk Hong Kong yang sebagian besar sangat sekuler pun tetap menjadi tradisi untuk berkunjung ke kelenteng ini minimal sekali di saat menjelang tahun baru Imlek.

Sesekali saya juga melihat Jemaah yang melakukan ritual yang dalam bahasa Kanton disebut Kau Chim atau di Indonesia lebih popular dengan sebutan Ciam Si.  Jemaah tersebut mengambil beberapa batang bambu yang dikocok alam wadah yang juga terbuat dari bambu. Setelah dikocok, ada batang bambu yang jatuh dan kemudian ditukar dengan kertas berisi ramalan.   Sambil mengocok ciam si, mulut mereka berkomat-kamit melantunkan doa dan harapan.

Lalu siapakah Wong Tai Sin. Apakah nama tempat atau nama orang. Ternyata Wong Tai Sin sendiri sudah menjadi nama kawasan di sini karena ada nya kelenteng ini. Namun nama Wong Tai Sin sendiri sesungguhnya merupakan nama tokoh atau sosok yang sudah menjadi legenda dan dianggap orang suci atau dewa oleh orang Tiong Hoa.

Nama Wong Tai Sin atau Huang Da Xian adalah seorang pertama agama Tao yang memiliki nama asli Wong Chu Ping dan hidup sekitar abad ke 4 di kawasan Jin Hua, Provinsi Zhe Jiang sekarang dan terkenal dengan kemampuannya dalam ilmu pengobatan.  

Nama Wong Tai Sin ini menjadi popular di Hong Kong karena pada tahun 1915, Leung yang berasal dari Tiongkok membuka semacam klinik pengobatan dengan altar untuk Wong Tai Sin di kawasan Wanchai.  Para pasien berdoa di depan altar dan kemudian mendapatkan resep yang terbukti sangat manjur. 

Sejak saat itu Wong Tai Sin menjadi terkenal. Dan pada tahun 1921 didirikanlah kelenteng Wong Tai Sin di tempat yang sekarang ini.  Tentu saja bangunan saat itu masih sangat sederhana dan kemudian terus direnovasi dan diperbesar hingga sekarang berada di lahan seluas lebih dari 18 ribu persegi dan menjadi salah satu kelenteng paling besar dan indah di Hong Kong.

Nine Drago Walls: Trip Advisor
Nine Drago Walls: Trip Advisor

Saya terus berkeliling dan melihat-lihat apa saja yang ada di dalam kompleks kelenteng ini. Ternyata di sini kita juga melihat keindahan Nine Dargon Walls seperti yang saya pernah lihat di Bei Hai Park dan Forbidden City di Beijing. Nine Dragon Walls merupakan diinding dengan lukisan Sembilan Jenis Naga dalam mitologi Cina. 

Di samping bangunan atau aula utama yang besar dan indah yang dinamakan Daxiongbaodan, ada juga aula tiga orang suci atau Sansheng yang didedikasikan untuk sosok terkenal dalam legenda agama Tao dan Kong Hu Cu.  Ketiga orang itu adalah Lu Dong Bin, seorang penyair dari zaman dinasti Tang yang menurut cerita hidup samapi berusia ebih dari 200 tahun; Guan Yin atau Dewi Kwan Im atau Dewi Welas Asih;  dan Guan Yi atau lebih terkenal dengan sebutan Kwan Kong dari kisah Tiga Negara atau Sam Kok

Di samping  bangunan utama, kelenteng ini juga memiliki banyak bangunan tambahan dengan bentuk arsitektur yang tidak kalah indahnya.  Di dalam kompleks Wong Tai Sin ini jiga ada Taman Model Tiongkok yang tidak kalah indah yang disebut  Good Wish Garden atau Congxinyuan. 

Taman ini, walau tidak terlalu luas merupakan taman model Tiongkok yang asri dan indah dengan banyak pavilion, tasik kecil dengan ikan-ikan yang indah dan jembatan lengkung serta koridor yang mengingatkan saya dengan Istana Musim Panas di Beijing.

Berkunjung ke Kelenteng Wong Tai Sin memang sangat mengasyikkan sekaligus membuktikan bahwa, penduduk Hong Kong, walau sangat sekuler dan materialistis, ternyata tetap tidak melupakan sisi spiritual dan religiusnya.  Selain ramai saat Imlek, kelenteng ini juga sangat ramai setiap hari ulang tahun Wong Tai Sin yang jatuh pada tanggal 23 bulan delapan penanggalan Imlek. 

Kalau kebetulan bertandang ke Hong Kong, jangan lupa mampir ke Kelenteng Wong Tai Sin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun