Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Unta dan Kuda Arab, Hewan Lambang Kecantikan dan Keperkasaan di Qatar

16 Desember 2022   18:52 Diperbarui: 16 Desember 2022   18:56 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkunjung ke kawasan Timur Tengah, belum lengkap rasanya kalau tidak mengenal lebih dalam mengenai unta dan kuda, dua dari beberapa hewan yang sering dinisbahkan sebagai lambang kekuatan dan keperkasaan.

Kalau beberapa hari yang lalu, kami hanya sempat melihat pasukan pengawal kerajaan sedang berpatroli dengan naik unta di halaman Diwan Amiri yang luas, maka pagi menjelang siang ini, kami khusus mampir ke Souq Waqif Park untuk mengamati unta-unta dengan lebih dekat.

Souq Waqif Park dan Amir Diwan: Dokpri
Souq Waqif Park dan Amir Diwan: Dokpri

Kami berjalan kaki di taman yang cukup luas dan suasana lumayan sepi. Hanya ada beberapa orang yang sedang bersantai atau berolahraga ringan di taman yang lumayan nyaman dan hijau di pusat kota Doha ini.  

Walau tidak ada atau jarang pepohonan, ada juga kursi-kursi dari kayu untuk tempat bersantai dan beberapa fasilitas umum lainnya.  Sebuah ruang terbuka yang menyenangkan dan memberi kenyamanan. 


Stone Monument: Dokpri
Stone Monument: Dokpri

Kami terus berjalan menuju ke Jassim bin Muhammed Street, namun sebelumnya sempat melihat sebuah tugu atau monumen yang terbuat dari batu yang mirip giok kehijauan.  Dinamakan Stone Monument namun kurang ada penjelasan dan keterangan lebih lanjut mengenai batu ini.

Taman yang hijau: Dokpri
Taman yang hijau: Dokpri

Tepat di seberang Jassim bin Muhammed Street in terletak halaman Amiri Diwan. Tidak lama menunggu, terlihat barisan unta dan pasukan pengawal yang terlihat gagah dengan seragamnya yang khas.  Memakai gamis warna putih lengkap dengan selempang di dada dan pinggang warna hitam serta ikat kepala warna kotak-kotak merah putih. 

Pengawal Berunta: Dokpri
Pengawal Berunta: Dokpri

Kali ini kami bisa melihat dari jarak yang lumayan dekat, bahkan ikut berjalan beriringan. Di sini baru saya bisa melihat jelas bahwa pasukan pengawal ini rupanya bertelanjang kaki alias tidak memakai sepatu atau sandal. 

Mereka duduk di bagian sebelah belakang unta di atas pelana yang terbuat dari kain tebal warna-warni dengan motif yang indah mirip permadani dan di bagian belakangnya dilengkapi rumbai-rumbai bagaikan rambut yang lebat. 

Unta dan pengawal: Dokpri
Unta dan pengawal: Dokpri

Rupanya barisan unta ini baru saja selesai bertugas dan akan kembali ke kandangnya.  Dengan tertib, unta-unta kembali ke tempat mereka tinggal ditemani pasukan pengendara unta yang sekarang sudah berjalan kaki di samping unta masing-masing.  

Unta dan pengawalnya masuk ke halaman kendang unta yang lumayan luas dan kendang ini sekilas terlihat lumayan mewah dan tidak kalah indahnya dengan istana dan bangunan besar lain di sekitar Souq Waqif. 

Kembali ke kandang: Dokpri
Kembali ke kandang: Dokpri

Para pengawal ini kemudian memerintahkan unta-unta untuk beristirahat dan pelana mulai dilepaskan. Ada juga yang memandikan unta.  Dan kegiatan kerumunan unta serta para pengawalnya ini terlihat sangat unik dengan latar belakang burung merpati yang beterbangan di langit kota Doha. 

Unta dan merpati: Dokpri
Unta dan merpati: Dokpri

Saya kemudian sempat lebih jauh lagi memperhatikan unta-unta ini. Ternyata jenis unta yang ada di tanah Arab adalah yang berpunuk satu atau dalam istilah ilmu biologi disebut Camelus Dromedarius, sementara unta yang ada di daratan Asia seperti di Gurun Gobi di Tiongkok  atau Asia Tengah adalah unta berpunuk dua yang disebut Camelus Bactrianus.   

Dan dengan memperhatikan lebih dekat lagi pula, saya jadi mengetahui bahwa kebanyakan pengawal dan juga perawat unta yang ada di Qatar pun bukan penduduk asli Qatar atau Qatari melainkan pekerja pendatang dari Sudan atau negara Afrika lainnya. 

Tidak mengherankan mereka sangat terampil mengendarai dan juga merawat unta-unta tersebut. Dan bahkan kata unta dalam bahasa Inggris Camel berasal dari bahasa Arab Jamal yang juga berarti cantik.

Unta sedang santai: Dokpri
Unta sedang santai: Dokpri

Sebagian unta itu kemudian beristirahat dengan setengah duduk dan berbaring dan ada juga yang seakan-akan bermain-main dengan temannya.  Di sini pula saya mengetahui bahwa unta adalah jenis hewan yang memakan segala alias omnivora.

 Makanan utamanya  bermacam-macam vegetasi mulai  dari rumput, dedaunan, semak, dan bahkan jenis tumbuhan yang ada di padang pasir. Namun sesekali unta juga bisa makan daging dan bahkan berbagai jenis tulang.

Kesibukan di halaman istana unta: Dokpri
Kesibukan di halaman istana unta: Dokpri

Ternyata unta sekali minum dapat banyak sekali dan kemudian menyimpannya untuk waktu yang lama. Unta dapat bertahan tanpa minum berminggu-minggu sehingga tidak mengherankan kalau unta ini disebut juga sebagai kapal padang pasir.   Kalau berjalan ternyata  kaki depan dan belakangnya  baik sebelah kanan maupun kiri bergerak bersamaan. 

Di Qatar dan selain sebagai tunggangan, unta juga digunakan untuk olahraga bala unta, wisata dan banyak dimanfaatkan baik daging maupun susunya. Bahkan kulit unta juga sangat kuat dan bisa dimanfaatkan untuk berbagai produk kerajinan. 

Wah asyik sekali melihat dan mengenal unta lebih dekat di kandangnya yang mewah dan megah bagaikan istana di dekat Amiri Diwan di pusat kota Doha ini.  Puas melihat istana unta, kami kemudian berjalan lagi kali menuju ke arah Douq Waqif.  Dan ternyata tidak jauh dari istana unta, adalah istana yang tidak kalah megahnya. Namun penghuninya bukan unta, melain kuda Arab yang gagah dan perkasa.

kandang kuda nan mewah: Dokpri
kandang kuda nan mewah: Dokpri

Kami jua beruntung diperbolehkan masuk dan sejenak melihat kondisi kandang kuda ini. Ternyata kendang kuda ini adalah milik kerajaan dan berbagai jenis kuda Arab ada di sini.  Ada yang berwarna hitam kecokelatan, ada juga yang berwarna putih.  Tampak sangat gagah dan tampan dengan surai yang lebat.  Di halaman mereka bebas bermain dan ketika saya masuk ke dalam kendang terlihat deretan kendang yang berjejer rapi masing-masing dengan kipas angin besar dan kecil. 

Di dalam kandang: Dokpri
Di dalam kandang: Dokpri

Dan dalam percakapan singkat dengan salah seorang pegawai di sini saya juga memperoleh informasi bahwa di Qatar terdapat beberapa fasilitas untuk kuda Arab yang sangat mewah dan modern. 

Salah satunya di Al Shahab dimana fasilitasnya tidak kalah dengan hotel bintang lima karena selain dilengkapi Air Conditioning, kompleks itu juga lengkap dengan kolam renang , gimnasium dan berbagai fasilitas lain yang membuat kuda-kuda di sana menjadi betah.  

Wah saya tidak sempat menanyakan lebih lanjut apakah kandang ini pun dilengkapi dengan air conditioning mengingat suhu Qatar yang sering kurang bersahabat terutama di musim panas.

Kipas angin di kandang kuda: Dokpri
Kipas angin di kandang kuda: Dokpri

Perjalanan di Doha memang selalu menarik.  Dan kali ini kita berkenalan lebih dekat dengan unta dan kuda Arab. Dan dengan berkunjung ke sini saya pun mengenal berbagai jenis kuda Arab seperti kuda Arab Mesir, Arab Rusia, Arab Polandia, Arab Spanyol dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun