Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kampung Pulo Geulis yang Damai Dalam Keberagaman, Buktinya Ada di Kelenteng Ini

26 Oktober 2022   11:05 Diperbarui: 12 November 2022   09:25 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Destinasi kedua KOTEKA Trip ke Kota Bogor bersama Dinas Pariwisata Kota Bogor dengan naik uncal adalah Kampung Pulo Geulis, yang terletak di tengah Sungai Ciliwung tepat di sebelah selatan Kebun Raya.  Walau sering main ke Bogor, saya dan sebagian besar peserta Koteka Trip sebelumnya kurang mengenai nama kampung ini. Apalagi membayangkan ada sebuah pulau di tengah kota Bogor.

"Kampung Pulo Geulis merupakan salah satu kampung yang melambangkan indahnya kebersamaan dan toleransi di Kota Bogor," demikian kira-kira jelas Kang Arief di dalam uncal.  Dan kata-kata itu terbukti setelah kunjungan singkat kami ke sana.

Jembatan menuju Kp Pulo Geulis: Dokpri
Jembatan menuju Kp Pulo Geulis: Dokpri

Turun dari uncal kami kemudian menuruni tangga menyusuri tepian Ciliwung dan sampai di salah satu jembatan menuju kampung ini. Pemandu lokal bernama Dina sudah siap menyambut dengan ramah.  Di depan gerbang jembatan yang sederhana tertulis "Selamat Datang di Kp Pulo Geulis,RW 04,"  dari atas jembatan yang tiangnya dicat warna merah ini, saya dapat memandang sungai Ciliwung yang airnya mengalir cukup deras jauh ke utara menuju Jakarta.   Di dinding warna putih sebuah rumah di seberang jembatan ada poster  bertuliskan "RW Siaga Corona, Kelurahan Babakan Pasar RT 04 RW 04. Yang tidak Berkepentingan Dilarang Masuk,"  dengan ini saya juga mengetahui bahwa secara administratif, kampung ini termasuk Kelurahan babakan Pasar.

Sungai Ciliwung: Dokpri
Sungai Ciliwung: Dokpri

Sebuah masjid yang lumayan besar dengan kubah berwarna hijau juga menjadi salah satu bangunan yang pertama kali menyapa pengunjung di kampung ini. Teh Dina kemudian mengajak kami melewati gang dan Lorong yang lumayan sempit dan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.  Kendaraan roda empat memang tidak bisa masuk ke sini.  Sambil berjalan The Dina dengan cekatan bercerita tentang indahnya keberagaman di kampungnya yang memiliki penduduk sekitar 2500 jiwa dan kebanyakan penduduknya adalah etnis Sunda dan Tionghoa.

Masjid di Kp Pulo Geulis: Dokpri
Masjid di Kp Pulo Geulis: Dokpri

Menurut Teh Dina, di kampung ini, warga masih mempunyai kebiasaan mengantar makanan pada setiap hari raya keagamaan seperti Lebaran maupun Imlek.  Yang etnis Tionghoa mengantar makanan ke tetangga yang etnis Sunda sewaktu imlek dan demikian juga sebaliknya sewaktu Lebaran.  Di sepanjang jalan, di dinding tembok rumah dan pagar ada mural dan tulisan narasi mengenai kilasan sejarah Kampung Pulo Geulis yang dulunya bernama Polo Parakan Baranang Siang.   Akses ke Pulo Geulis ini bisa dari Jalan Roda di belakang Jalan Surya Kencana maupun Jalan Riau di dekat Terminal Bus Baranang Siang.

Dalam perjalanan, Teh Dina juga menunjukkan sebuah tempat yang konon digunakan untuk memandikan salah satu patung yang ada di kelenteng yang akan kami tuju  pada setiap perayaan Cap Go Me.

Kelenteng Phan Ko Bio: Dokpri
Kelenteng Phan Ko Bio: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun