Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Indonesia di Tengah Arus Pergolakan Ideologi Dunia

11 Mei 2021   12:41 Diperbarui: 11 Mei 2021   12:55 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ideologi: Sumber: www.salamadian.com

Sebagaimana sering kita pelajari di sekolah bahwa negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki ideologi negara yang bernama Pancasila.  Dengan demikian Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai dan menerapkan ideologi yang unik karena tidak dimiliki oleh negara lain.

Sebelum membahas lebih jauh lagi ada baiknya kita mengenal sedikit berbagai macam ideologi baik yang masih ada dan diterakan ada saat ini maupun yang pernah ada dan sekarang hanya tinggal sejarah. 

Sejak selesainya Perang Dunia II, dunia memasuki fase baru yang disebut erang dingin.  ada saat itu seakan-akan hanya ada dua kekuatan di dunia yang saling berhadap-hadapan . Kubu pertama adalah Blok Barat yang berhadapan dengan blok timur. Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat merupakan kelompok negara kapitalis sedangkan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet merupakan kelompok negara-negara yang berideologi komunis dan sosialis. 

Sementara itu, sejak awal tahun 1960 an, Indonesia bersama beberapa negara pelopor lain nya yaitu Yugoslavia,  India, Mesir dan Ghana mendirikan gerakan Non Blok yang dianggap sebagai Poros Tengah. 

Namun pada perkembangannya Indonesia yang non blok dan berideologi Pancasila tampak lebih mesra dengan blok sosialis sampai akhirnya Bung Karno pun jatuh menyusul terjadinya peristiwa G 30 S PKI dan dimulailah era Orde Baru yang mengusung ideologi Pancasila namun secara ekonomi lebih condong ke negara-negara Barat.

Sementara itu di Semenanjung Korea, dengan berakhirnya Perang Dunia Kedua, terciptalah garis demarkasi 38 derajat Lintang Utara dan kemudian suasana kian memanas dengan pecahnya Perang Korea selama 1950-1953.   Perang Korea ini hingga saat ini belum berakhir dan hanya berhenti sementara alias dalam status gencatan senjata dan adanya Demiliterized Zone (DMZ). 

Yang menarik Korea Selatan menjadi basis kekuatan Barat sementara Korea Utara didukung oleh negara komunis terutama Tiongkok dan Uni Soviet.  Namun  Korea Utara sendiri memiliki sebuah ideologi yang juga unik dan dinamakan Juchee.  Walau susah untuk diterjemahkan Juchee sendiri mengandung makna yang mirip dengan berdikari untuk menuju sosialisme versi pemimpin abadi Kim Il Sung.

Kalau kita sejenak melihat kembali ke Eropa sebelum Perang Dunia Kedua, ada lagi dua negara yang pada saat itu menjadi musuh sekutu, yaitu Jerman dan Italia.  Naziisme mulai berkembang dengan naiknya Hitler ke puncak kekuasaan sejak 1930-an hingga kekalahan Jerman pada 1945.   Sementara di Italia, ada Mussolini dengan Fasisme yang juga berkembang sejak tahun 1920-an hingga kehancurannya menjelang akhir perang dunia ke II.

Namun dunia terus berkembang dan ideologi pun tidak statis.  Selain ideologi yang telah disebutkan tadi, banyak juga negara-negara yang diperintah berdasarkan agama.  Kita tentunya mengenal Saudi Arabia yang sejak 1932 mengibarkan panji --panji Islam.   Islam sendiri telah mengalami pasang surut sejak ratusan atau ribuan tahun melalui berbagai dinasti dan kilafah.  Namun dengan runtuhnya Dinasti Usmaniyah dan berdirinya Turki modern, boleh dibilang kekuatan Islam juga makin lemah dan terbagi dalam puluhan negara di kawasan Timur Tengah.

Pada 1979, dengan kembalinya Ayatulah Khomeini dari pengasingan di Perancis, kekuasaan Syah Iran pun runtuh dan berdirilah Republik Islam Iran yang merubah peta kekuatan politik di kawasan Timur Tengah dan dunia.   Iran sendiri kemudian berperang dengan Irak dan karena perbedaan paham antara Syiah dan Sunni tidak pernah bisa rukun dengan tetangga-tetangganya di kawasan tersebut.

Sementara konflik di Timur Tengah memang terus memanas terutama dengan berdirinya negara Yahudi Israel sejak 1948. Konflik negara-negara Arab dengan Israel dan Palestina terus berlangsung hingga saat ini. Kita sendiri tidak tahu kapan dan apakah mungkin konflik ideologi berbalut etnis dan agama ini akan berakhir. Atau kah perdamaian hanya sebuah ilusi di tanah yang menjadi tempat lahirnya berbagai agama besar ini?

Di Asia sendiri, kita menyaksikan kebangkitan raksasa Tiongkok dan telah tidur sekian lama. Sejak Tiongkok mulai terbuka pada 1984, kemajuan dalam bidang ekonominya semakin mengesankan sehingga tidak lama lagi, Tiongkok diramalkan akan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu di dunia.

Yang menarik adalah bila komunisme sendiri harus runtuh di pusatnya yaitu Uni Soviet dengan bubarnya negeri beruang merah itu menjadi 15 negara pada 1991, Tiongkok tetap berjaya mengusung komunisme dengan sentuhan Konfusianisme dan sistem ekonomi kapitalis bernuansa sosialis. Entah apa namanya, namun keajaiban ekonomi Tiongkok yang kian menggurita dan menjangkau ke seluruh dunia membuat banyak negara menjadi cemas, termasuk Amerika yang merasa terancam mahkotanya sebagai satu-satunya negara adidaya sejak runtuhnya Uni Soviet.

Sementara itu Indonesia sendiri juga terus berubah, dengan runtuhnya orde baru pada 1998, Indonesia memasuki fase baru yang menurut pandangan internasional berhasil mewujudkan sintesa demokrasi di negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Indonesia juga dianggap sebagak demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah India dan Amerika Serikat.

Akan tetapi sejak 1998, beberapa kali pemilu menghasilkan beberapa pemimpin dengan segala dinamika dan pertarungan yang lumayan penuh drama, apakah demokrasi akan bisa mengantar Indonesia menuju cita-cita negara yang adil dan makmur berlandaskan Panca Sila?

Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya, sementara pertarungan ideologi di dunia kian sengit bercampur dengan pertarungan dalam ekonomi.

Pertanyaannya, apakah Indonesia mampu mencapai kejayaannya pada ulang tahun satu abad kemerdekaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun