Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Hongkong, Ada Kuburan Muslim bertingkat Sembilan

20 Oktober 2012   14:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:36 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hongkong, mendengar nama kota ini, yang terbayang adalah gemerlapnya lampu dan bangunan pencakar langit di Victoria Harbour maupun megahnya pusat perbelanjaan yang membuat mantan koloni Inggris ini terkenal menjadi salah satu kota yang identik dengan wisata belanja.

1350743647544676202
1350743647544676202

Namun, kali ini perjalanan saya ke Hongkong, bukanlah perjalanan biasa. Bukan ke kawasan Causeway Bay , yang setiap akhir pekan selalu ramai dengan Buruh Migran Indonesia, bukan ke kawasan Wan Chai dengan kehidupan malamnya yang menggoda iman, bukan pula ke daerah Tsim Sha Tsui dan Mongkok yang selalu ramai dengan wisata belanja. Perjalanan kali ini membawa saya ke kawasan di bagian timur Hongkong Island yang sepi dan juga tenang dan rimbun. Perjalanan menuju tempat yang dilupakan. Perjalanan ke dunia orang mati.

1350743386332474965
1350743386332474965

Dengan MTR Island Line, saya melintas cepat dari Causeway Bay menuju timur Hongkong Island yang disebut Eastern Districts.Sembilan stasiun ditempuh dalam waktu kurang dari dua puluh menit. Ketika deretan kereta tiba di Stasiun Shau Kei Wan, rel sudah mulai melayang dan akhirnya berhenti di stasiun terakhir di Chai Wan.


Dari sini, saya turun menuju terminal kopaja ala Hongkong yang disebut minibus dan kebanyakan berwarna hijau dengan kombinasi kuning muda. Saya naik minibus no 16X yang menuju Chong Chuk Ham. Cukup tempelkan kartu sakti octopus yang langsung mengurangi “pulsa” sebesar 7.20 Dollar Hongkong dan dalam waktu kurang dari lima menit sopir pun menutup pintu secara otomatis dan minibus bergerak mengitaristasiun MTR melewati TsuiWan Road.

Mini bus kemudian mulai mendaki bukit dan melewati jalan yang sepi. Sekitar lima menit kemudian, saya pun tiba di halte Sai Wan War Cemetery dan turun disini.Suasana benar-benar sepi. Di sini terlihat sebuah pemakaman yang berisi korban selama perang dunia kedua di antara tahun 1939 sampai 1945.

1350742564670152110
1350742564670152110

Saya berjalan mendaki sekitar 100 meter dan sampai di sebuah papan petunjuk berlambangkan bulan sabit dan bintang dengan tulisan berwarna hijau dengan dasar putih. “Chai Wan Mosque & Muslim Cemetery”, demikian tertulis dalam Bahasa Inggris, dan kemudian juga ada terjemahannya dalam bahasa Arab dan Mandarin. Di dekatnya ada sebuah papan peringatan berwarna kuning dengan tulisan hitam bertajuk “Private Property. This is a place of worship and cemetery, Visitors are kindly requested to maintain silence and behave respectfully”. Demikian tertulis pada papan tersebut.

13507426961823403643
13507426961823403643

Mengikuti petunjuk ini, saya kemudian menuruni anak tangga dengan pagar berwarna hijau. Di bawah sana terpampang pemandangan yang indah penuh dengan pepohonan dan juga pencakar langit kawasan Chai Wan di kejauhan. Di beberapa lokasi pagar berwarna hijau ini, tertera tulisan yang menjelaskan nama para donator yang ikut menyumbang pembangunan pagar ini.

13507427351979511701
13507427351979511701

Saya terus menuruni tangga dan akhirnya di sebelah kiri saya mulai terlihat hamparan makam yang berderet rapih.Makam terletak di punggung bukit sehingga membentuk tingkat-tingkat yang seluruhnya dikelilingi dengan pagar berwarna hijau.Yang menarik adalah bentuk makamnya yang merupakan kombinasi antara makam Cina dan Islam.

13507428601888783782
13507428601888783782

Kalau makam Cina umumnya besar dengan nisan atau bongpay yang juga besar. Makam muslim di Hongkong lebih sederhana, namun tetap saja nisannya jauh lebih besar dibandingkan dengan makam muslim yang ada di Indonesia.Namun yang menarik adalah tulisan di batu nisan yang hampir semuanya di paling atas tertulis dalam aksara Arab “Nurullahu Quburaha” atau “Nurullahu Quburahu”.Dengan membaca tulisan ini kita akan mengetahui jenis kelamin yang empunya makam. Tulisan Arab itu berarti Cahaya Allah Menerangi Makamnya. Dalam bahasa Arab bisa dibedakan antara lelaki dan perempuan dimanauntuk perempuan menggunakan akhiran ha dan untuk lelaki dengan akhiran hu.

1350742893908191780
1350742893908191780

Padasemua makam, selain bertuliskan Arab, nama empunya makam umumnya ditulis dengan aksara Cina dan lengkapdengan tempat dan tanggal lahir serta meninggal dan juga kadang-kaang nama anak-anaknya. Selain nama-nama Cina , banyak pula nama Pakistan di pemakaman ini.

13507429691383734275
13507429691383734275

Saya terus menuruni tangga dan di dinding tertulis nomer seksi dari pemakaman. Setiap seksi atau bagian merupakan satu tingkat kompleks pemakaman. Selain itu terdapat juga tulisan “Beware of Snake” yang membuat saya bertambah hati-hati berjalan di sini.

13507430381383959291
13507430381383959291

Yang menarik, di section 2 kompleks makam, ada sebuah nisan yang terbuat dari granit berwarna hitam dan bertuliskan tinta emas yang semuanya ditulis dalam bahasa Inggris. “In Loving Memory of Ali Lo Chi Keung,5 Feb 1945 – 27 Feb 1999, Beloved husband since 1975 of Gloria lo and beloved father since `978 of Amanda Lo.“Benar-benar sederhana , tanpatulisan Arab maupun Cina.

13507430802027426462
13507430802027426462

Di bagian ketiga, semua makam hampir tampak sama , yang membedakan hanyalah besar kecil maupun tinggi rendahnya batu nisan.Semuanya dimulai dengan tulisan cahaya Allah. Namun ada sebuah nisan berwana putih dan tampak sangat sederhana. Bahkan tulisannya sudah agak sedikit kusam. Di bagian atas dimulai dengan tulisan Arab Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Mirip dengan nisan di Indonesia. Kemudian di bawahnya terjemahan dalan bahasa Inggris “ To Allah We Belong, and to Him We Return”.Nama si empunya makam juga agak sedikit unik yaitu Zul Jetha. Di bawahnya tertulis tangal lahir dan tanggal kematian.

13507434411608439322
13507434411608439322

Dengan santai, perjalanan diteruskan dengan menuruni tanga dan akhirnya sampai ke tingkat terendah yaitu di section Sembilan. Di sini terletak sebuah masjid yang cukup indah dan di dindingnya terdapat sebuah prasasti marmer bertuliskan “This Cape Collinson cemetery was opened on SundayAugust the4th 1963 by Haji A. R. Samy, The Chairman of the Board of Trustees of Mosques and Cemetery”.

1350743497544088908
1350743497544088908

Sementara itu, suara azan mulai menggema dari dalam masjid, dan sambl memandangpuluhan tingkat makam lain yang ada di kejauhan saya pun melangkahkan kaki ke dalam masjid untuk ikut sholat jumat.

Sebuah perjalanan spiritual ke kompleks makam muslim bertingkat semibilan di kawasan timur pulau Hongkong yang sangat berkesan!

Hongkong, 19 Okt 2012

Foto: kpleksi pribadi


Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun