Mohon tunggu...
TAUFIK HIDAYAT
TAUFIK HIDAYAT Mohon Tunggu... Alumni Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Jika ingin kenal dan tau dunia maka membacalah. Jika ingin dikenal oleh seluruh penghuni penjuru dunia maka membaca dan berkaryalah. (Taufik Hidayat at-Tanari) adalah representasi dari Jika kau bukan anak raja, Juga bukan anak ulama besar, Maka menulislah. (Imam Abu Hamid al-Ghazali)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

RUU Sisdiknas Dinilai Abaikan Pesantren, PB IKA PMII: Pendidikan Nasional Kehilangan Jati Diri

14 Mei 2025   19:41 Diperbarui: 14 Mei 2025   19:41 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PB IKA PMII gelar Seminar Nasional bahas RUU Sisdiknas dan UU Pesantren

JAKARTA - Rencana pengesahan RUU Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) menuai penolakan keras dari Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII). Selama dua hari, Senin dan Selasa, 12--13 Mei 2025, PB IKA PMII menggelar Seminar Nasional dan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Luminor, Jakarta Pusat.

Dalam forum bertajuk "Meneguhkan Posisi Pesantren di Tengah Sentralisasi Pendidikan dalam RUU Sisdiknas", para tokoh pendidikan, akademisi, dan alumni PMII menyuarakan satu tuntutan: pesantren harus diakui sebagai bagian utuh dan sah dari sistem pendidikan nasional.

Pesantren Bukan Pelengkap, Tapi Fondasi Bangsa

Ketua Pelaksana seminar, Prof Ahmad Tholaby, menyatakan bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pinggiran. 

Ia menilai pesantren telah menjadi pusat pembentukan karakter dan nilai keislaman yang membentuk akar budaya bangsa.

"Pesantren bukan pelengkap. Ia adalah jantung pendidikan karakter. Jangan sampai sistem pendidikan mencabut akar keindonesiaan kita," tegasnya dalam pidato pembukaan.

PB IKA PMII menilai RUU Sisdiknas terlalu memusatkan kontrol pada pemerintah pusat. Mereka khawatir kebijakan ini justru meminggirkan lembaga pendidikan berbasis komunitas seperti pesantren.

"Kalau mau bicara pendidikan nasional, maka harus bicara pesantren. Tanpa itu, pendidikan kita kehilangan ruh," tambah Tholaby.

Pertanyakan Anggaran dan Ketimpangan

Ketua Majelis Dewan Pakar PB IKA PMII, Dr Andi Jamaro Dulung, turut menyuarakan kritik. Ia mempertanyakan apakah alokasi 20 persen anggaran pendidikan dari APBN benar-benar menyentuh kebutuhan pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun