Mohon tunggu...
Taufik Hasyim
Taufik Hasyim Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNM Makassar. Tertarik pada hal-hal yang berbau politik, pariwisata, adat, sosial kemasyarakatan dan sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal-Usul Penduduk Enrekang (Masserempulu)

10 Juni 2013   23:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:14 6355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut cerita orang tua kita dahulu mengatakan bahwa pada waktu dataran Pinrang dan Sidenreng Rappang masih lautan datanglah orang-orang naik perahu masuk kepedalaman melalui sungai Saddang langsung ke Tana Toraja dan sebahagian mendarat dikampung Papi mendaki kegunung Bambapuang, di kampung Kotu Enrekang membangun perkampungan, orang-orang inilah yang pertama datang di Masserempulu dan Malepon Bulan Tanah Toraja sebagai penduduk asli. Keterangan orang-orang tua kita ini adalah sesuai dengan pendapat ahli sejarah kita bahwa penduduk asli Sulawesi Selatan adalah orang-orang Annam, Dongson Indo Cina dan Mongolia yang datang melalui pulau Kalimantan pada kira-kira 1500 tahun sebelum masehi.
Penduduk asli di gunung Bambapuang ini tersebar ke Timur daerah Duri, ke Selatan daerah Maiwa Sidenreng, ke Barat daerah Pinrang dan Polmas ke Utara daerah Tana Toraja bertemu dengan penduduk asli disana yang naik perahu melalui sungai saddang. Penduduk asli di Bambapuang ini membangun Kampung Rura di sebelah timur gunung Bambapuang dan kampung Tinggallung di sebelah baratnya. Dan penduduk kampung Rura dan Tinggallung membangun kampung Papi, Kotu, Kaluppini, Bisang, Leoran, Tanete Carruk dan kampung-kampung didaerah Maiwa, Duri, Pinrang, Binuang, Tanah Toraja bagian selatan.

Beberapa ratus tahun kemudian datanglah beberapa Tomanurung didaerah Tana Toraja dan Masserempulu, antara lain Tomanurung Puang Tamboro Langi, To Matasak Malepon Bulan di Kandora Mengkendek Tallulembangna Tanah Toraja dengan istrinya Tomanurung Puang Sandabilik di Kairo Sangalla Tallulembangna Tanah Toraja. Tomanurung Wellangrilangi di gunung Bambapuang kampung Kotu Enrekang. Tomanurung Guru Sellang Puang Palipada dibuli Palli Posi Tanah kampung Kaluppini Enrekang yang berasal dari Luwu bersama istrinya Embong Bulan dari Malepon Bulan Tana Toraja.

Karena cara berfikir Tomanurung lebih maju daripada penduduk asli maka Tomanurung mengajar kepada penduduk asli adat istiadat dan membibing cara hidup yang lebih teratur sampai kepada kelompok penduduk asli dengan nama Pake mengangkat Tomanurung menjadi pimpinannya. Dimana Tomanurung menjalankan kepemimpinannya berdasarkan kerakyatan, kemanusiaan dan keadilan. Akan tetapi setelah keturunannya menjadi Pemimpin dengan istilah Raja/Datu/Karaeng/Puang/Arung dll.

Kita bersyukur karena pada abad XX. Masehi sekarang ternyata masih banyak keturunan Tomanurung di daerah kita yang masih berpegang kepada kepemimpinan Tomanurung ialah kemanusiaan, keadilan dan kerakyatan, karena terbukti didalam Revolusi 17 Agustus 1945 menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, banyak keturunan Tomanurung yang turut berjuang dan menjadi pemimpin sampai sekarang di segala bidang. Mereka ini masih memiliki kepribadian dan mempertahankan nilai-nilai leluhur ialah rasa kemanusiaan, rasa kekeluargaan, dan gotong royong atau tolong menolong terutama tetap memelihara hubungan keluarga atau famili.

>> SIFAT – SIFAT TOMANURUNG


  1. Tomanurungg tidak dikuburkan apabila meninggal dunia karena tubuhnya menghilang tinggal pakaian dan kerisnya.
  2. Tomanurungg dapat dengan tiba-tiba tidak bisa dilihat sedang berada di dekat kita.
  3. Tomanurungg mempunyai rasa kemanusiaan yang mendalam atau menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  4. Tomanurung cakap dan mempunyai wibawa memimpin dan membimbing masyarakat, sangat bijaksana, banyak mengajar rakyat bercocok tanam dan beternak.
  5. Tomanurungg Luas Pengetahuannya, soleh terbukti bimbingannya kepada masyarakat memuja dan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karena Tomanurung memiliki sifat-sifat tersebut diatas maka masyarakat Sulawesi Selatan keturunan Tomanurung Wija Tau Deceng ( Keturunan Orang Baik ) dan untuk mengetahui mereka didepan namanya disebut panggilan PUANG, DATU, KARAENG, MARADIA, ANDI dan lain-lain oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

TOMANURUNG PUANG PALIPADA TIBA DI KAMPUNG KALUPPINI ENREKANG

Sebagaimana dikatakan di atas bahwa ada beberapa Tomanurung didaerah Malepon Bulan Tanah Toraja dan Masserempulu tetapi yang akan disampaikan sejarahnya ialah Tomanurung Guru Lasellang Puang Palipada famili Tomanurung Batara Guru dari Luwu. Tomanurung Puang Palipada tiba di Palli posi tanah kampung Kaluppini Enrekang bersama istrinya Embong Bulan dari Malepon Bulan Tanah Toraja. Karena penduduk asli Kampung Kaluppini dan sekitarnya meminta kepada Tomanurung Puang Palipada tinggal memimpinnya maka dibangunkan rumah diatas bukit Palli Posi Tanah dikampung Kaluppini.

Dibekas tempat rumah Tomanurung Puang Palipada dibukit Palli sampai sekarang diabad XX Masehi, masih banyak rakyat datang disana melepas nazar dengan membawa kambing, ayam dan mappeyong disana. Dan memang orang-orang tua kita dahulu kala pada waktu tertentu mengadakan acara mappeyong disana memperingati Tomanurung Puang Palipada karena kepemimpinannya yang bersifat kerakyatan, kemanusiaan, dan adil, terutama menganjurkan rakyat menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mendatangkan bibit padi dan mengajar membuka tanah persawahan.

Selama Tomanurung Puang Palipada tinggal dikampung Kaluppini Enrekang melahirkan masing-masing: :

1. EMPAKKA MADEABATU PUANG CEMBA KARUENG ENREKANG. Wali pertama didaerah Masserempulu yang pertama-tama menyebar Agama Islam didaerah Masserempulu antara abad XII / XIII M. sekarang kuburannya di Buttu Tangnga Kota Enrekang yang sudah mendapat perawatan dari Pemerintah melalui P dan K. Diantara keturunannya diabad XVII s/d abad XX M. menjadi wali masing-masing :

# Muh. Said Pua Datte Kadhi Enrekang
# Sanggaiya Kadhi Enrekang
# Latanro III Puang Janggo Arung Buttu/Kadhi Enrekang
# Punga Tiwajo Puang Cipong Imam Kabere Enrekang

2. LA KAMUMMU tidak ada kuburannya karena belum masuk Islam menghilang seperti ayahnya Tomanurung Puang Palipada. Dia diberinama La Kamummu karena badannya berwarna Kamummu ( Ungu ), karena itu bendera kerajaan Enrekang berwarna ungu. Turunannya masing masing :

>> Takkebuku Taulan yang menurunkan :
# Arung Maiwa
# Sinapati dan
# We’ Cudai Dg. Risompa Datu Cina Punnae Tanete lampe Pammana Wajo isteri Sawerigading.

>> Puang Palindungan Paladang Maiwa yang menurunkan :
# Tomaraju Arung Buttu Enrekang I Suami Puang Tianglangi Lando Rundun (Manggawari nama Islamnya) Arung Makale Tallu Lembangna keturunananTomanurung PuangTamboro Langi Tomatasak Malepon Bulan Tanah Toraja.

3. WE’ MONNO/SANGNGAN, di Luwu digelar Datu Sengngeng, merupakan Ibu Kandung Sawerigading dan We’ Tanriabeng ibu Simpurusiang datu Luwu ke III.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun