Mohon tunggu...
Taufik Rahman
Taufik Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya bukanlah yg terbaik didunia ini, tapi saya tidak yakin ada yg lebih baik dari saya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan: Wikilieaks, Pers dan Sebuah Arus Besar Perubahan

17 Agustus 2015   20:06 Diperbarui: 17 Agustus 2015   20:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan: Wikilieaks, Pers dan Sebuah Arus Besar Perubahan

Oleh: Taufik Rahman

[caption caption="ilustrasi"][/caption]

Penyakit yang parah memerlukan obat berbahaya.

-Guy Fawkes (1570-1606)

Dibalik pemerintahan yang nyata, bertakhta pemerintahan siluman yang tidak memiliki kesetiaan dan tanggung jawab kepada rakyat. Tugas utama negarawan adalah menghancurkan pemerintahan bayangan ini, menistakan persekutuan antara bisnis dan politik yang korup ini.”

-Theodore Roosvelt

Selamat sore, salam sejahtera bagi kawan-kawab bloger dan selamat hari kemerdekaan, 17 Agustus 2015.

Memoir Citra Awal Pergerakan Nasion

Berbicara kemerdekaan Indonesia saat ini berarti berbicara pula tentang panjangnya sejarah bangsa ini jika kita hitung dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda pertama. Melihat perjuangan bangsa Indonesia jika dibandingkan dengan perjuangan bangsa lain penulis kira tidak kalah rumit dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang hendak merdeka dari kekuasaan imperialisme. Namun, jika dibandingkan dengan perjuangan bangsa lain perjuangan di Indonesia dalam kerangka kesatuan bangsa tergolong cukup cepat dibandingkan negara-negara lain, seperti Filipina yang kembali dijajah Amerika setelah lepas dari Spanyol ataupun Malaysia yang kemerdekaannya dikontrak selama 1000 tahun.

Tempo waktu 70 tahun bisa dikatakan sebentar dan sangat pendek jika dibandingkan dengan durasi 350 tahun diduduki oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Jika kita mengenal kebangsaan sebagai nasion ini baru 70 tahun atau 100 tahun jika dimulai dari pergerakan nasional, orang-orang kolonial sudah lama mengantisipasi kesatuan nasion itu sejak awa kedatangannya. Dimulai dengan politik demand far claring, cultur-steelsel, divede et empera, hingga politik etis pemerintahan kolonial mencoba berkuasa selamanya atas orang-orang pribumi di Hindia Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun