Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Sinau Bareng: Ikhtiar dalam Mencari Rizki

7 Mei 2021   03:59 Diperbarui: 7 Mei 2021   04:02 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Dalam situasi pandemi, suasana sinau bareng mungkin tidak seperti pada umumnya yang selalu diadakan di tempat yang umunya luas dan terbuka. Namun justru karena pandemi, kita akhirnya diadakan dengan adaptasi suasana sinau bareng yang baru. Dan setidaknya, kita jadi bisa lebih meniti diri, apakah kita tetap sinau bareng meskipun dengan suasana yang baru?

Beruntung, ada orang-orang yang selalu menjaga taraf kerinduannya masing-masing sehingga sedikit demi sedikit saling diperjumpakan kembali dalam sinau bareng. Meskipun harus mengikuti aturan protokol kesehatan yang ketat, nyatanya hal tersebut tidak menghalangi para pejalan dan pencari ilmu untuk kembali berjuang bersama menciptakan keindahan malam.

Bapak-bapak berjaket hijau sudah nampak memenuhi halaman Rumah Maiyah, tempat diadakannya acara pada malam hari itu. Ya, sinau bareng kali ini akan dibersamai oleh dulur-dulur dari Grab. Acara ini juga ditayangkan secara langsung melalui canal youtube "caknun.com" dan "Sahabat Grab", dengan mengusung tema "Ikhtiar Bareng Grab" yang nantinya akan banyak diwedar oleh Mbah Nun.

"Saya diem-diem kalau di jalan melihat orang memakai seragam ijo, yang sedang bekerja keras pasti saya memiliki simpati khusus." ungkap Mbah Nun mengawali acara sinau bareng bersama Grab. Kemudian Mbah Nun menjelaskan mengenai pembagian jenis rizki yang menurut beliau terbagi menjadi 3, yakni rizki yang datang tergantung sistem kapital diri atau segala transaksi upaya yang dilakukan, rizki yang datang tergantung hubungan vertikal dengan Tuhan, semisal karena perbuatan baik, dll. Dan yang terakhir rizki yang langsung dikasih oleh Tuhan layaknya Bunda Maria. Yang mana segala wujud rizki itu tak hanya berwujud mainstream layaknya materi, akan tetapi bsa berupa apa saja.

Kemudian Mbah Nun memeparkan rasa simpati yang terjadi karena terharu dalam segala upaya yang telah dilakukan para mitra Grab dalam menyambut min haitsu la yahtasib. Tak lupa Mbah Nun juga mendoakan dan berharap akan keajaiban selalu menaungi kita semua yang bekerja keras.

Allah Swt. pun bekerja tiap hari dengan luar biasa, dengan bantuan para pekerja-pekerjaNya yang abstrak dan ghaib. Setidaknya pada malam hari ini, kita diajak untuk napak tilas memahami rizki. Pertama-tama kita diajak untuk menyadari bahwa Allah Swt. Maha Pemaaf, sebab ketika disuruh menghitung kesalahan sendiri kita tidak akan pernah bisa. Andai kesalahan-kesalahan itu tak termaafkan, apakah rizki akan tetap diguyurkan?

Mbah Nun lantas menjelaskan bahwa orang hidup itu kalau di Al-Qur'an harus berupaya memahami dan mengakui kalau yang diketahui tentang ghaib hanya sedikit. Ghaib itu sendiri merupakan apapun yang akal dan ilmu kita tidak bisa menjangkaunya. "Dan hidup kita ini dikepung oleh ghaib." tegas Mbah Nun. Dan yang pasti, selalu upayakan bahwa segala laku diri kita jangan sampai mengakibatkan hal yang membuat Allah Swt tersakiti.

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata." (11:6)

Mentadabburi ayat di atas, Mbah Nun memaparkan bahwa Allah Swt Maha Bertanggungjawab kepada semua makhlukNya. Akan tetapi, semua itu terlaksana ata keawjiban atau kemurahanNya? "Ketika Allah sudah menjamin kok kamu masih nggresulo?" tanya Mbah Nun kepada segenap jamaah yang hadir. Yang penting jangan pernah berhenti untuk melakukan amal saleh, yaitu melakukan segalanya penuh kerja keras dan ketulusan. Amal saleh sendiri bukan hanya sekedar shodaqoh, dan perlu kita ketahui bersama pula bahwa salah atau tidak perbuatan kita, bukan kita atau bahkan orang lain yang bisa menilainya.

Meningkatkan Kesadaran "Mili atau Mengalir" dalam Hidup

Banyak subjek-subjek makna yang telah banyak didapat pada malam hari itu. Setidaknya di Rumah Maiyah pada malam hari itu ada sekumpulan para tholabul 'ilmi yang sedang belajar bersama. Ada kesadaran Rizki dan ada pula kesadaran akan sesuatu yang ghaib. Semua berada pada wilayahnya masing-masing, serta diciptakan berbeda-beda dengan tujuan lita'arafu/srawung/saling mengenal. Malam ini kita diajak oleh Mbah Nun untuk meramu semua itu menjadi satu kesatuan. "Semuanya itu nyawiji, tauhid. Yo urip kui kudi nyawiji." papar Mbah Nun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun