Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dalam Batas, Aku Menunggu untuk Kau Jerat

24 November 2020   16:05 Diperbarui: 24 November 2020   16:11 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash/ante-hamersmit

Apakah engkau kira aku berhenti melihatmu tatkala tatap enggan untuk hadir? Pandangan ini selalu mampu melihat apapun yang engkau inginkan, mengetahui sesuatu harapan yang sangat ingin lekas mendapat kepuasan, meskipun sebenarnya rasa takut lebih banyak mendominasi harapan tersebut. Bahkan amarahmu selalu pintar bersembunyi di balik senyum indah yang engkau berikan.

Aku dan kamu sebenarnya tak lebih dari binatang buas yang lihai memanfaatkan akal pikiran. Kita selalu terjerat oleh nafsu, menjadi budak keinginan, dan selalu bergerak mencari tempat untuk melampiaskan. Hanya saja, semua itu mampu kita kemas dengan baik dalam akhlak layaknya kodrat yang telah diamanatkan sebagai manusia.

Tapi, tubuh ini layak untuk diisi oleh sesuatu yang sekiranya akan berdampak kebahagiaan. Terdapat banyak hal penting yang dapat engkau masukkan ke dalam diri selama pengembaraan ini. Bahkan, tempat yang engkau anggap panggung sandiwara ini pun menyimpan banyak rahasia yang dapat engkau jadikan energi mengarungi ketersesatan yang sering dijumpai. Lalu, apakah engkau akan memutuskan untuk berhenti?

Malam yang hangat datang terlalu cepat hingga tak sempat mengurai banyak makna. Semua terlewatkan begitu saja. Angan-angan suara tentangmu seolah tinggal disampingku, hingga hal tersebut sangatlah cukup memberikan ketenangan dan menghapus segala letih yang sudah lama tertahan.

Tak berhenti disitu, engkau pun kembali hadir menemani dalam keterlelapan. Setidaknya memberikan keindahan di antara banyak mimpi-mimpi yang terlalu sering berlalu-lalang. Mimpi yang selalu ditunggu di antara banyak ketidakjelasan makna yang membutuhkan banyak upaya lebih untuk mengungkapnya. Dan semua itu tentunya membutuhkan jala kesabaran untuk mendapatkannya, lalu memasukkannya ke dalam diri.

Walaupun yang terjadi justru sebaliknya, engkau habiskan banyak waktumu dalam pengembaraan. Berkeliaran mencari sesuatu yang dapat menghadirkan kebahagiaan untuk dirimu. 

Aku berenang dalam luasnya samudera yang sungguh tak mengerti batas. Sekiranya aku mengatakan batas, itu pun belum tentu aku memahaminya, bahkan terkesan berpura-pura. Karena batasan ini sangat sulit untuk dilihat dan diukur sebagaimana batas-batas yang telah dikenal.

Batas itu sangatlah lembut, dan ketika batas itu terungkapkan dan menjadi sebuah pemahaman, hilang sudah kelembutan yang selama ini melekat. Segalanya akan mencuat penuh dengan pengharapan. Jika seperti itu adanya, batas tidak lagi menjadi kemerdekaan diri. Karena  semua yang dilakukan akan penuh dengan tendensi.

Tanpa diungkapkan, engkau sesungguhnya sudah mendengar meskipun aku sembunyi. Engkau sesungguhnya telah melihat aku berenang di kisaranmu, meski yang tampak hanya sebatas bayang-sayang samar. Dan engkau pun dapat merasakan kehadiran itu sekalipun jarak tak selalu mewujudkan tatapan-tatapan yang menunjukkan rasa saling ketertarikan. Namun dari semua itu, batas justru hadir tatkala kita banyak mengenal sesuatu dari luar. Menjadi penghalang yang nantinya menghambat langkah atau justru ketika tak disegerakan akan menghilang.

Semua itu adalah prasangka yang banyak memberikan penilaian kepada kita. Sekalipun mereka banyak berkata batas yang mengandung kelembutan. Dan perhatikanlah, mana yang akan lebih sering kita masukkan ke dalam diri? Sedangkan ketika memasukkan, kita butuh kedaulatan diri agar tak mudah terombang-ambing dalam ketidakjelasan.

Dan memahami atau tidak kelembutan dalam batas pun sesungguhnya itu hanyalah jalan. Karena "mereka tidak akan memahami apa pun dari Pengetahuan Tuhan, melainkan sejauh yang Dia kehendaki" (2:255). Aku enggan batas-batas itu hanya akan kau kenal sebagai penghias kata atau sesuatu yang mistik. Aku akan membiarkan segala kelembutan itu hanyut atau mungkin terbakar oleh waktu jika hal itu merupakan kebaikan yang sangat mungkin mendatangkan keajaiban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun