Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kami Merindukanmu

19 Februari 2020   16:17 Diperbarui: 19 Februari 2020   16:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah ketika sedang melantunkan sholawat--dokpri

Langit merona kelabu, terlihat mesra kepada kekasihnya, Bumi, dengan memberikan hujan yang turun merata sedari sore hingga malam hari. Meski sangkaan ataupun celaan tak bisa terelakkan dari dhohir ataupun batin para makhluk yang ditakdirkan mulia.

Namun, ada juga mereka yang terpanggil untuk menghadiri perjumpaan kecil diantara kerumunan riuh mesra ataupun cela kepada semesta. Di salah satu sudut Barat wilayah Magelang, tepatnya di rumah Mas Harjo, Dusun Sadegan, Kecamatan Tempuran. Mereka bisa disebut 'terpanggil' karena hanya ada satu alasan mereka sanggup menerjang hujan, meangkas jarak, hingga menuntaskan lelah yang ada pada dirinya, yaitu niat untuk berkumpul menyatu, menyatakan salam rindu kepada kekasih-Nya.

 Basah ataupun hawa dingin sudah pasti menjadi konsekuensi dalam cuaca seperti ini. Namun akibat ainul yaqin akan kemesraan yang telah diperjumpakan, pun dengan kepastian sajian dari Tuan rumah membuat suasana menghangat tanpa sekecap cela. Hanya tawa dan bahagia yang mewarnai pandang sembari menunggu acara dimulai. Para pemuda sekitar ikut membersamai, bahkan sedulur maiyah dari Klaten (Triyono), Sidoarjo (Bagas), dan Surabaya (Soni) ikut terpanggil pada kesempatan malam hari ini.

Dan, suasana yang telah tercipta terbukti ketika gerbong wirid dan sholawat ini telah melaju. Ketika telah sampai pada sya'ir "Yaa Thoybah", energi pun menyeruak ketika melantangkan irama nada tersebut. Terutama pada bait "isytaqnaalik". Seolah mereka menegaskan, "Kami merindukanmu (Muhammad SAW)".

Kerinduan yang membawanya berkumpul dan menyatu dalam ruang Selasan. Waktu ataupun jarak bukan lagi sebuah masalah jika rasa rindu ini telah ditanamkan dalam qalbu mereka. Hingga mereka berduyun mendatangi 'tuk sekedar menyapa. "wal hawa nadaana", karena mereka telah terpanggil, terhanyut oleh cinta kepadamu (Muhammad SAW).

Sadegan, 18 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun