Impian dari seorang penulis adalah bisa menerbitkan buku sendiri, begitupun dengan seorang sahabat saya Ibu Nina Sulistiati. Beliau adalah seorang pengajar Bahasa Indonesia yang aktif menulis di Kompasiana, Ketua Komunitas Literasi di SMPN 2 Cibadak dan Pengurus GLN Gareulis Jabar tingkat Kabupaten Sukabumi.Â
Kecintaan Ibu Nina terhadap literasi sudah tidak diragukan lagi, artikel yang sudah di tulis di Kompasiana sampai saat ini sebanyak 172 artikel dan sudah menerbitkan 10 buku antologi bersama komunitas menulis yang diikutinya.
Karena profesinya sebagai pengajar Bahasa Indonesia, beliau bisa menulis artikel fiksi dan non fiksi. Saya dan Ibu Nina saling mendukung dalam kegiatan literasi sekolah dan sering berdiskusi tentang segala hal termasuk dalam kegiatan menulis. Setelah menerbitkan beberapa buku antologi, Ibu Nina pernah mengutarakan keinginannya menerbitkan buku solo.
Alhamdulillah pada bulan Januari 2022 ini buku solo pertama karya Ibu Nina Sulistiati sudah terbit, merupakan buku kumpulan cerpen yang berjudul "Asa di Balik Duka Wanodya".
Reviu Buku Asa di Balik Duka Wanodya
Dalam buku ini terdapat lima buah cerpen, semuanya menceritakan tentang perjuangan para wanita dalam mengatasi masalah kehidupan yang dihadapinya dengan penuh ketabahan.
Dua buah cerpen penah ditayangkan di Kompasiana yang berjudul Jarik Lurik Mbok Padmi dan Mati Suri, sehingga saya tidak akan membahasnya.
Cerpen ketiga berjudul Perempuan di Balik Cadar. Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Sari yang memiliki seorang puteri yang masih kecil bernama Alisa. Sari memiliki suami bernama Damar, yang kurang bertanggung jawab dan kurang peduli dengan istri dan anaknya.
Karena himpitan ekonomi, walaupun dengan perasaan berat akhirnya Sari menjadi TKW di Arab Saudi dan menitipkan puterinya pada kakak perempuannya yang tidak memiliki anak.
Sari beruntung mendapatkan majikan yang sangat baik dan sopan. Bila rindu dengan anaknya, Sari akan melakukan panggilan video dengan kakak dan anaknya. Setiap bulan Sari mengirimkan setengah gajinya ke suaminya untuk membeli kebutuhan anaknya.
Pada tahun ketiga bekerja di majikannya, datang adik perempuan majikannya yang baru menyelesaikan pendidikan di luar negeri bernama Soraya. Kelakuan Soraya sangat kejam, dan pada suatu saat ketika marah dia menyiramkan air keras ke muka Sari yang menyebabkan kulit mukanya melepuh.