Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ibarat Air Susu Dibalas Air Tuba, Ketika Kebaikan Dibalas Kejahatan

13 Juni 2021   09:10 Diperbarui: 13 Juni 2021   09:08 3254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak selamanya kebaikan yang telah kita lakukan akan dibalas dengan kebaikan pula, terkadang ada orang yang tega membalasnya dengan kejahatan.

Malam itu saya dikejutkan dengan informasi yang disampaikan di WAG sekolah, rekan kami yang bernama Ibu Jeje dirawat di Rumah Sakit dengan mengalami luka-luka di bagian kepala. Saya kaget karena tadi sore sebelum pulang, kami sempat mengobrol dengannya.  

Seperti yang sudah punya firasat, beliau pada saat mengobrol mengatakan perasaannya tidak enak dan malas untuk pulang. Saya dan teman yang ikut mengobrol mengingatkan kepadanya untuk selalu hati-hati.

Ibu Jeje rumahnya lumayan jauh dari sekolah, dan tinggal berdua dengan anaknya yang bungsu. Terkadang anaknya sepulang kuliah menginap di rumah kakaknya, sehingga Ibu Jeje sering sendirian di rumahnya yang luas karena suaminya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Berita yang kami terima masih simpang siur, hanya mendengar bahwa Ibu Jeje dipukul oleh perampok yang datang ke rumahnya. Salah seorang rekan kami yang rumahnya dekat dengan Rumah Sakit melihat kondisi beliau, tetapi belum mendapat kepastian informasi yang sebenarnya.

Besoknya kami mendengar Ibu Jeje sudah dipindah ke Rumah Sakit yang ada di Sukabumi. Pada siang hari, Ibu Kepala Sekolah mengajak saya dan beberapa rekan lainnya untuk menengok beliau.

Pada saat kami datang ke ruang perawatan, terlihat luka-luka di bagian kepalanya sudah dijahit. Matanya belum bisa dibuka, di sekitar mata dan pipinya terlihat berwarna biru akibat pukulan benda yang keras.  

Kamipun menanyakan kejadiannya kepada salah satu anaknya yang sedang menunggu. Kronologis kejadiannya yaitu pada saat datang ke rumah, baru saja membuka pintu ada seseorang yang memukulnya yang menyebabkan Ibu Jeje jatuh tersungkur dan dipukul secara bertubi-tubi.   

Dalam keadaan antara sadar dan tidak, handphone Ibu Jeje berbunyi. Beliau masih sempat mengangkat telepon dan meminta tolong, setelah itu langsung tidak sadarkan diri karena banyaknya darah yang keluar. Sedangkan orang yang masuk ke rumahnya langsung melarikan diri.

Tetangganya yang menelepon tadi langsung datang ke rumah dan menghubungi anak-anak Ibu Jeje sehingga bisa secepatnya dibawa ke Rumah Sakit dan mendapatkan penanganan. Karena mengalami luka terbuka di bagian kepala dan ada indikasi keretakan tulang tengkorak, beberapa hari kemudian Ibu Jeje menjalani operasi bedah syaraf.

Dua hari setelah kejadian, pelaku perampokan ditangkap di rumahnya beserta barang bukti berupa linggis, pakaian dan satu unit televisi. Ternyata pelaku adalah teman anaknya yang sering datang untuk main, bahkan pernah menginap di rumah Ibu Jeje.

Menurut informasi dari pedagang cilok yang lewat ke rumah Ibu Jeje, pelaku sudah ada di rumah sejak siang dan memaggil tukang cilok dari jendela kamar. Pelaku meminta tolong untuk dibelikan rokok di warung, tetapi wajahnya tidak kelihatan karena terhalang topi yang dikenakannya.

Setelah menjalani operasi, Ibu Jeje pulang ke rumah anaknya yang pertama dan pada saat kami menengok masih dalam keadaan lemah dan trauma. Beliau bekerja sebagai TU dan hanya beberapa bulan lagi akan memasuki masa pensiun, sehingga sekolah mengurus surat izin cuti untuk Ibu Jeje.

Tak ada yang menyangka sama sekali pelaku adalah teman anaknya, dan menurut Ibu Jeje ketika pelaku main ke rumah ataupun menginap sering disuguhi kopi dan makan. Begitu teganya melakukan pemukulan terhadap orang yang selama ini baik kepadanya.

Saat ini Ibu Jeje sudah bisa beraktivitas seperti biasa lagi, walaupun sudah pensiun beliau beberapa kali berkunjung ke sekolah. Kemanapun Ibu jeje pergi, anaknya akan selalu mengantar dan menemaninya.

Kejadian yang dialaminya dua tahun lalu masih meninggalkan trauma bagi Ibu jeje, rumahnya yang dulu sudah di jual dan sudah pindah rumah.  

Seperti sebuah peribahasa air susu dibalas dengan air tuba, kebaikan yang telah dilakukan oleh Ibu Jeje dan anaknya dibalas dengan kejahatan oleh pelaku. Dari kejadian ini bisa diambil hikmahnya yaitu pandai-pandailah dalam bergaul dan memilih teman yang baik.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun