Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda Pendiam yang Menjadi "Penyuluh Agama Teladan Kota Sukabumi"

21 Januari 2021   06:16 Diperbarui: 21 Januari 2021   08:05 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayahnya walaupun tidak lulus SD selalu mengingatkan kepada anak-anaknya untuk hidup dalam keseimbangan antara ilmu dunia dan ilmu agama, dan apabila anaknya tidak berangkat ngaji maka ayahnya akan memukul menggunakan sapu lidi. Hal inilah yang menjadikan motivasi bagi Acep untuk mendalami ilmu agama sejak kecil, dengan ikut pengajian di pondok pesantren milik pamannya di kampung Ciparay.

Pada saat naik ke kelas 2 SMA, Acep memutuskan mondok di pesantren yang berada di Sagaranten yaitu Pesantren Nurul Hikmah Baros pimpinan K.H Najmudin karena ingin mandiri dan ingin lebih dekat dengan sekolahnya. Di Pesantren inilah Acep sering menjadi pembawa acara pada acara pengajian umum pesantren, sehingga sudah memiliki kepercayaan diri untuk tampil di depan umum.

Setelah lulus dari SMAN Sagaranten pada tahun 2003, karena tidak memiliki biaya untuk kuliah langsung ke Perguruan Tinggi maka Acep melanjutkan mondok di Pesantren Al Hikmah di bawah pimpinan K.H Abdul Mujib. Pesantren ini  sekarang berganti nama menjadi Pesantren Al Syaikh Lutfi Al-Sawaf, yang lokasinya berada di Kecamatan Sukaraja. 

Pada tahun 2007 Acep mendaftarkan kuliah di D3 Akademi Keperawatan Pemda Kota Sukabumi, tetapi hanya bisa kuliah 2 semester saja karena terkendala dengan biaya. Hal ini merupakan pukulan terberat dalam hidupnya dan menjadikan semangatnya menurun, tetapi ibunya yang memiliki sifat lemah lembut dan penyabar  selalu memberikan motivasi sehingga semangatnya bangkit kembali.

Pada tahun berikutnya Acep melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi pada jurusan Pendidikan Agama Islam dengan mengambil kelas karyawan. Kuliahnya di laksanakan pada siang hari dari hari Kamis sampai hari Sabtu, dan pada hari Minggu dilaksanakan dari pagi. Untuk mencari tambahan uang untuk biaya kuliah, maka setiap pagi Acep mengajar sebagai guru honor di SDN 2 Cidadap Sukaraja dan sorenya mengajar di Madrasah Diniyah yang lokasinya  dekat pesantren.

Pada tahun 2011 Acep berhasil lulus dari STAI Sukabumi dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I), dan tetap melanjutkan bekerja sebagai guru honor di SDN 2 Cidadap Sukaraja  serta tinggal di perumahan sekolah yang ada di perkebunan Goalpara. Pada tahun 2012 Acep menikah, dan mulai berpindah mengajar dari satu sekolah ke sekolah lain yaitu di SDIT Adzkia 2 Ciandam  (tahun 2013), SDIT Pasim (2014), SDIT Andalusia (2015) dan mengajar di SMA Hayatan Thayyibah Sukabumi dari tahun 2016 sampai tahun 2020.

Pada tahun 2016 Acep mendapatkan beasiswa S2 dari Baznas Kabupaten Sukabumi sehingga bisa melanjutkan kuliah di Pasca Sarjana UIN Bandung dan lulus pada tahun 2018, sehingga mendapatkan gelar Magister Pendidikan (M.Pd).

Saat ini kegiatan yang di lakukan oleh Acep yaitu mengajar di Rumah Tahfidz program pengembangan SDM Desa Sukaraja, merintis Rumah Belajar di Perum Pesona Maryanti, menjadi ketua DKM Mesjid dan mengajar di MTs 2 Warudoyong Kota Sukabumi.

Menjadi Dai

Selain kegiatannya sebagai pengajar, mulai tahun 2016 Acep mulai aktif menjadi penyuluh Agama Islam di Kemendag Kota Sukabumi dan mulai melakukan  ceramah di berbagai tempat yaitu di Rutan Polres Sukabumi, lapas 2B kota Sukabumi, mengisi kajian bapak-bapak dan ibu-ibu di mesjid Jami Al Falah yang berada di Perum tempat tinggalnya sekarang, serta menerima panggilan untuk ceramah di sekolah-sekolah ataupun di tempat lainnya. Selain aktif menjadi penceramah, Acep juga menjadi khotib di mesjid Jami Al Ikhwan RSUD Syamsudin Kabupaten Sukabumi atau yang dikenal dengan Rumah Sakit Bunut.

Kegiatan memberi ceramah dan pembinaan di Lapas 2B Kota Sukabumi dilakukan secara rutin setiap seminggu 2 kali, sedangkan di Rutan Polres Sukabumi hanya bila ada panggilan saja. Tetapi di kedua tempat tersebut merupakan tempat ceramah yang paling berkesan karena menghadapi para napi, metode ceramah pun terkadang dengan mendengarkan mereka curhat dengan berbagai permasalahan yang kompleks. Suasananya pun dirasakan sangat berbeda, terkadang begitu masuk ruangan Acep sudah merinding karena berbeda dengan saat ceramah di tempat yang lain. Tetapi justru di tempat tersebut ceramah menjadi suatu tantangan, yang belum tentu bisa dirasakan oleh dai yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun