Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antara Mabar dan Belajar Online

22 Oktober 2020   18:55 Diperbarui: 22 Oktober 2020   18:58 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mabar merupakan singkatan dari main bareng, istilah yang sering saya dengar akhir - akhir ini dan populer di kalangan anak-anak. Mabar bagi anak- anak  yaitu  main bersama game online yang saat ini sangat digandrungi oleh anak anak sampai orang dewasa. 

Hampir setiap hari anak-anak yang ada di  lingkungan rumah main game online, baik bermain sendiri ataupun mabar bersama teman-temannya. Game yang biasanya dimainkan oleh anak-anak atau bocil adalah Mobile Legend dan Free Fire. 

Terkadang saya pusing karena disaat pagi hari anak sedang belajar online, teman-temannya memanggil manggil di luar rumah mengajak untuk mabar sehingga konsentrasi anak saya menjadi berkurang. Biasanya saya yang akan  keluar rumah menemui anak- anak saya sambil menjawab " nanti ya mabarnya kalau sudah selesai belajar".

Sejak adanya Pandemi COVID-19, anak anak sekolah melaksanakan belajar online atau belajar dari rumah (BDR)  yang sudah berjalan dari bulan Maret 2020 sampai sekarang. 

Saya adalah seorang guru di salah satu SMP Negeri dan juga sebagai orang tua siswa, saat ini anak saya duduk di kelas 6 SDIT.   Setiap pagi dari hari senin sampai jumat dari jam 7.30 sampai jam 10.00 saya mendampingi anak untuk belajar online karena biasanya guru hanya mengirimkan video pembelajaran dan tugas yang harus dikerjakan. Tugas yang diberikan oleh guru anak saya tidak banyak, tetapi diberikan setiap hari melalui grup WA. 

Anak saya walaupun sudah kelas 6 SD, tetap harus didampingi karena tidak semua materi pelajaran langsung bisa dipahami oleh anak. Selain ada tugas mata pelajaran, anakpun harus mengulang hapalan surat pendek ataupun hapalan hadist. 


Setelah selesai, tugas mata pelajaran difoto dan hapalannya direkam serta dikirim ke WA guru karena limit pengumpulan tugas diberi waktu sampai jam 17.00. Setelah selesai belajar online, anak saya meminta ijin untuk main bersama teman-temannya salah satunya mabar game online.

Sebagai orang tua terus terang saya khawatir dengan aktivitas main game online ini terhadap perkembangan anak,  karena bukan hanya anak-anak seusia anak saya saja yang senang bermain game online termasuk anak-anak usia 5-6 tahun yang duduk di PAUD ataupun di TK. Bila keluar dari rumah mau berangkat ke tempat kerja, saya melewati beberapa rumah sebelum sampai ke jalan raya. 

Saya perhatikan hampir semua anak asyik memegang handphone sambil bermain game online. Ada yang sendiri, tetapi ada juga yang berkumpul beberapa orang dengan teman-temannya.

Mabar bisa dilakukan di rumah masing-masing, tapi terkadang anak-anak berkumpul di salah satu rumah temannya. Bila sedang bermain game online anak-anak sambil berbicara sendiri bahkan terkadang berteriak atau sambil mengumpat kepada teman satu timnya ataupun lawan main gamenya. 

Yang menghawatirkan adalah bahasa yang digunakannya adalah bahasa kasar, yang membuat saya risih mendengarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun