Konon, menurut yang empunya cerita, di sebuah negeri hiduplah seorang raja yang arif bijaksana. Suatu hari, raja yang cerdik cendekia ini kedatangan tamu istimewa, seorang ulama-pemuka agama yang dikenal orang sebagai seorang sufi. Di balairung istana ia disambut dengan penuh hormat. Kemudian, bertanyalah sang Raja.
"Siapakah namamu, wahai ki sanak?"
Dengan penuh hormat tamu kerajaan itu menjawab, "Paduka Yang Mulia, hamba tidak bernama. Silakan memanggil hamba nama apapun. Nama tidak begitu penting karena yang lebih penting adalah siapa yang memiliki nama itu."
Mendengar itu, Raja pun tersenyum, mahfum.***
Bogor, 27 Februari 2021
Artikel lainnya, "..." pada tautan https://www.kompasiana.com/tatenggunadi4377/60311a128ede48358379a3d2/teladan-kejujuran