Mohon tunggu...
Eta Rahayu
Eta Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Hidup tidak membiarkan satu orangpun lolos untuk cuma jadi penonton. #dee #petir E. etha_tata@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mencangkul Asa di Kancah Dunia

22 Mei 2019   22:26 Diperbarui: 22 Mei 2019   23:01 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harapan demi harapan di setiap cangkulannya | Sumber Foto: wiwidwahyu.files.wordpress.com

Beras jenis ini digunakan sebagai terapi penyakit kronis seperti kanker, diabetes, ginjal bahkan penyakit jantung. Jelas, budidayanya yang secara organis, tidak terpapar bahan kimia, pupuk juga bahan aditif saat produksi, menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen luar negeri yang sangat perduli akan kesehatan dan lingkungan.

Bayangkan, ini hanya satu komoditas saja. Padahal, pertanian di Indonesia terdiri dari berbagai macam sub sektor juga ratusan komoditas.

Capaian Nilai Ekspor Sektor Pertanian Indonesia

Nilai ekspor sektor pertanian di Desember 2018 | Sumber: Ilustrasi pribadi
Nilai ekspor sektor pertanian di Desember 2018 | Sumber: Ilustrasi pribadi
Dalam skala nasional, capaian nilai ekspor ternyata cukup fantastis. Tanpa menomorsatukan Perkebunan yang didukung komoditas sawit, sub sektor lain menunjukkan nilai yang tak sedikit. 

Sejauh ini, sub sektor tanaman pangan memang paling kecil diantara sub sektor lain. Namun hal tersebut tidak dapat dilihat secara makro, karena jumlah komoditas dan produk unggulan pun berbeda di setiap daerah. Satu yang pasti geliat ekspor dari sektor pertanian hingga saat ini masih menjadi salah satu sektor yang mampu menunjang nilai ekspor. Dan ini kabar gembira tentu saja.

Saya dan anda pasti mafhum, capaian demi capaian bermuara pada satu tujuan. Kesuksesan. Kemajuan. Kemandirian. Dan kita bisa melihat bahwa capaian sudah semakin baik. Namun, kita tentu tak ingin berpuas diri. Karena gerak capaian ini begitu fluktuatif.

Optimalisasi sektor pertanian masih perlu dilakukan untuk menuju kata “maju” yang sesungguhnya. Maka fokus utama kita adalah mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan ekspor sektor pertanian secara menyeluruh. Terutama dalam hal ini adalah ekspor komoditi beras, sub sektor tanaman pangan.

Tantangan Ekspor Tanaman Pangan

Zaman berubah. Teknologi berkembang. Perkembangannya pesat sekali, per sekian detik. Sektor pertanian tak luput dari perkembangan itu. Tantangan ekspor pertanian, terutama sub sektor tanaman pangan harus digarap dan ‘dibajak’ dengan serius.

Circle Ekspor Produk Pertanian Butuh Banyak Dukungan | Ilustrasi Pribadi
Circle Ekspor Produk Pertanian Butuh Banyak Dukungan | Ilustrasi Pribadi
Ada beberapa catatan yang semoga bisa menjadi bahan perenungan. Terutama sang Pemangku Kebijakan.

Memacu Lari Sumber Daya Petani

Tak ada sektor pertanian bila tak ada petani. Subjek utama ini menjadi kriteria terpenting dalam rantai ekspor tanaman pangan. Sayangnya, kita tentu mendenger, “hari-hari ini siapa yang mau jadi petani?” Tanya ini hampir memuncaki setiap permasalahan yang ada di sektor pertanian. Petani menjadi profesi yang tak menarik bagi generasi masa kini. Anak petani lebih tertarik menjadi banker, menjadi bagian dari industri manufaktur. Apapun, asalkan bukan petani. Kiranya demikian.

Dan ini disaster. Musibah bagi sektor pertanian. Maka, sumber daya petani ini perlu dipacu. Menyediakan sekolah kejuruan bidang pertanian di pedesaan rasanya akan lebih urgent dibanding sekolah perhotelan atau administrasi keuangan. Bahkan bila diperlukan, pemberian intensif (atau beasiswa) tertentu bisa menjadi alternatif dorongan bagi para petani dan calon petani.

Lihatlah pada Hanjar. Untuk bisa melakukan ekspor, Hanjar bertemu dengan pihak Amerika, Singapura, Jerman. Lobbying pada perusahaan eksportir. Mengurus kelengkapan ekspor, sertifikasi dan berbagai hal yang berkaitan dengan ekspor. Untuk bisa melakukannya, kualitas diri yang baik tentu menjadi pijakan. Petani kita kedepannya harus demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun