Mohon tunggu...
Tasya Lukita Cyndi Pradana
Tasya Lukita Cyndi Pradana Mohon Tunggu... Full Time Blogger

Latar belakang kesehatan masyarakat yang tertarik pada riset dan isu sosial. Menulis di Kompasiana sebagai ruang berbagi pengetahuan dan pengalaman agar lebih banyak orang peduli kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sejarah Panjang Tuberkulosis: Dari Mumi Hingga Gerakan TOSS TB

25 Agustus 2025   12:41 Diperbarui: 25 Agustus 2025   12:33 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis Alur Sejarah TBC (sumber: Tasya Lukita Cyndi Pradana)

Meskipun DOTS meningkatkan keberhasilan pengobatan, tantangan baru muncul: kasus putus obat yang memicu Multidrug-resistant (MDR) TB. MDR-TB resisten terhadap obat lini pertama seperti isoniazid dan rifampisin, membuat pengobatan menjadi lebih sulit, mahal, dan berisiko gagal. Untuk mengatasi ini, WHO meluncurkan strategi DOTS-Plus, yang diterapkan Indonesia sekitar tahun 2000-an. Pada tahun 2015, WHO meluncurkan program “END TB Strategy” dengan target menurunkan angka kematian TBC sebesar 90% pada 2030 dan eliminasi total pada 2050. Menyesuaikan strategi global ini, Indonesia membuat program Gerakan TOSS TB (Temukan TB, Obati Sampai Sembuh) yang berfokus pada penemuan kasus aktif, pengobatan hingga sembuh, pengendalian pada kelompok kusus, peningkatan akses layanan serta pencatatan digital.

Demikianlah perjalanan panjang penyakit tuberkulosis yang telah ada sejak zaman kuno dan masih terus diperjuangkan hingga saat ini dengan target untuk berkahir pada tahun 2050.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun