Mohon tunggu...
TASYAH NIAH LUMBANRAJA
TASYAH NIAH LUMBANRAJA Mohon Tunggu... MAHASISWA UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Strategi Usaha Pedagang Sempol Ayam Dalam Menghadapi Persaingan

17 Oktober 2025   11:34 Diperbarui: 17 Oktober 2025   11:34 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Dalam industri kuliner yang dinamis, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia mencapai lebih dari 64 juta unit usaha yang mampu menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional serta memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Salah satu nya yang menonjol adalah pedagang sempol. Makanan ringan yang terbuat dari olahan tepung, atau lkan ayam yang ditusuk dan digoreng ini telah menjadi jajanan favorit di berbagai daerah. Popularitas sempol tidak hanya berasal dari rasanya yang enak, tetapi juga dari model bisnisnya yang mudah diakses dan potensi keuntungannya yang menjanjikan.

 Profil Pelaku Usaha

 Usaha Sempol Ayam Gurih Renyah merupakan salah satu bentuk UMKM kuliner yang berlokasi di parkiran Taman Heulang, Kec. Tanah Sareal, Kota Bogor. Usaha ini mulai dirintis sejak tahun 2018 dengan modal terbatas sebesar Rp.2.000.000 juta untuk membeli gerobak, peralatan masak, dan bahan baku awal. 

 Aktivitas penjualan dilakukan dengan membawa gerobak setiap hari ke satu titik lokasi yang strategis yaitu dekat dengan SMK Negeri 1 Bogor. Kehadiran gerobak ini memudahkan pelanggan agar dapat menjangkau jajanan sempol ayam yang disukai banyak kalangan, terutama anak-anak sekolah. Harga yang terjangkau yaitu sebesar Rp.1.000 per tusuk sempol ayam dapat membuat dagangan ini laris manis setiap hari.

Awal Memulai Usaha

              Usaha tukang pentol ini dimulai pada tahun 2017 dengan modal awal Rp.2.000.000 juta dari modal yang cukup minim dan kemampuan jual sempol ayam yang pada awalnya menggunakan resep rumahan dari Bapak Budi dan di dapatkan secara turun-temurun, dari nenek moyang, atau kreasi sendiri. Beliau berjualan dengan gerobak dorong, mencari lokasi yang strategis seperti di depan sekolah, pasar, atau pinggir jalan. Awalnya, beliau hanya fokus pada produksi dalam skala kecil. Namun, seiring waktu, pentolnya disukai oleh pelanggan, mereka semakin meningkatkan kapasitas produksi, menambah variasi rasa, usaha ini berawal dari kegigihan dari diri sendiri dengan memanfaatkan peluang pasar yang ada.

Lamanya Usaha Berlangsung

            Hingga tahun 2025, usaha Sempol ini sudah berjalan selama delapan tahun. Setiap hari, gerobak khas dengan warna kuning selalu terparkir di lokasi yang sama. Selama hampir satu dekade, beliau telah menjalin hubungan baik dengan pelanggan dari berbagai kalangan, mulai dari siswa sekolah, para pengendara di jalan, dan orang lain disekitarnya. Konsistensi rasa yang dijaga membuat para pelanggan merasa sangat puas dan kembali lagi keesok hari nya untuk membeli sempol ke pasar. Meskipun usaha sempol ini jarang di temukan di restoran sempol ini sangat lejen di kalangan anak-anak, maupun kalangan remaja sempol ini berlangsungan hingga lebih dari delapan tahun adalah pencapaian yang sangat membanggakan.

Kendala yang Harus Dihadapi

             Berbagai tantangan harus dihadapi pedagang sempol setiap hari. Mereka harus bersaing ketat dengan pedagang lain di lokasi yang strategis, menghadapi harga bahan baku yang tidak stabil seperti ayam dan tepung, harus berjuang saat cuaca tidak bersahabat yang bisa membuat dagangan tidak laku. Selain itu, risiko dagangan tidak habis penjual juga menjadi khawatir karena sempol hanya bisa dijual segar, dan mereka juga seringkali harus berhadapan dengan masalah perizinan atau penggusuran. Semua ini membuat profesi pedagang sempol membutuhkan lebih dari sekadar keahlian memasak, melainkan juga ketahanan mental dan strategi yang cerdas.

Solusi yang Harus Diterapkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun