Tasya Hapsari / Marshella Febriyanti Hutabarat
Konvergensi media merujuk pada proses penyatuan berbagai saluran komunikasi massa, seperti media cetak, radio, televisi, dan internet, ke dalam berbagai bentuk penyajian di platform digital. Menurut Albert, konvergensi media merupakan fenomena penyatuan berbagai media sebelumnya terpisah, mencakup televisi, radio, surat kabar, komputer, ke dalam satu bentuk media terpadu yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang sama.Â
Konvergensi pada umumnya dilakukan untuk menyajikan informasi, baik berita maupun hiburan melalui beberapa bentuk media yang dijadikan dalam satu platform. Dari konvergensi media yang dilakukan, interaksi masyarakat dengan media massa dapat dikontrol mulai dari cara masyarakat dalam mengakses berita sampai sebuah media dapat melihat jangkauan audiens yang dapat dicapai melalui konvergensi media yang dilakukan dalam menyajikan konten yang lebih fleksibel dan mudah diakses.
Setelah diterapkannya konvergensi media, berbagai perusahaan media mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan perilaku konsumsi informasi masyarakat. Perubahan ini mendorong media untuk tidak hanya mengandalkan satu saluran, tetapi menggabungkan berbagai platform agar jangkauan informasinya semakin luas. Walaupun beberapa media masih memilih mempertahankan penyebaran informasi secara tradisional melalui surat kabar cetak, sembari memperluas jangkauan mereka melalui platform digital.Â
Media-media seperti Analisa dan Tribun Medan merupakan contoh media yang tetap konsisten menerbitkan koran fisik untuk memenuhi kebutuhan pembaca yang masih terbiasa dengan format cetak, namun juga aktif mengelola portal berita daring untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan cepat.Â
Sebaliknya, tidak sedikit media yang memutuskan untuk menghentikan produksi koran cetak setelah melakukan konvergensi. Keputusan ini umumnya diambil karena menurunnya minat pembaca terhadap media cetak dan meningkatnya ketergantungan masyarakat pada informasi berbasis internet. Media seperti Republika dan Tempo menjadi contoh nyata dari transformasi tersebut. Mereka beralih sepenuhnya ke platform digital karena menilai peluang dan potensi pasar media online jauh lebih besar dibandingkan dengan media cetak konvensional.
Fenomena ini menunjukkan bahwa konvergensi media tidak hanya mengubah cara kerja industri media, tetapi juga memengaruhi budaya konsumsi informasi masyarakat. Media kini dituntut untuk lebih adaptif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan pembaca yang menginginkan informasi cepat, mudah diakses, serta interaktif melalui berbagai perangkat digital.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI