Setelah sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia melakukan pembelajaran daring selama lebih dari delapan bulan, akhirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka sudah bisa dilakukan pada tahun 2021. Tentunya perkuliahan nanti akan dilakukan dengan peraturan baru yang akan ditetapkan oleh Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti).
“Perguruan tinggi juga akan ada pembolehan sekolah tatap muka tapi protokol kesehatan dan daftar periksa akan ditetapkan selanjutnya dalam waktu dekat oleh dirjen pendidikan tinggi. Detail protokol kesehatannya dan daftar kesiapannya nanti akan diatur oleh dirjen dikti.” ucap Nadiem saat konferensi pers Pengumuman Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Genap TA 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 melalui kanal YouTube Kemendikbud RI, Jumat 20 November 2020.
Meskipun perkuliahan secara langsung sudah bisa dilakukan pada tahun 2021, tampaknya Kota Bandung harus menunda perkuliahan tatap muka pada awal tahun 2021. Pasalnya, Kota Bandung kembali menjadi zona merah per 1 Desember 2020. Terdapat penambahan kasus baru sebanyak 106 orang dan angka positif kumulatif meninggkat menjadi 3.560 kasus. Data ini berdasarkan dari website resmi penanganan virus Covid 19 Kota Bandung (covid19.bandung.go.id).
Dalam kesempatan terpisah, Prof Wiku Adisasmito selaku ketua tim pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan bahwa perkuliahan sebaiknya ditunda dulu pada daerah yang menjadi zona merah atas arahan dari Satgas Penanganan Covid-19. Hal ini dilakukan agar resiko penularan virus tidak semakin tinggi.
"Untuk zona merah dan oranye, mohon agar tidak buka sekolah dahulu karena kita perlu belajar bersama-sama dari risiko yang lebih rendah untuk membuka aktivitas yang potensi penularannya cukup tinggi," ucap Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam dalam konferensi pers di Istana Negara, Selasa, 11 Agustus 2020.
Melihat kondisi Kota Bandung yang kembali menjadi zona merah, penundaan perkuliahan tatap muka menjadi langkah yang bijak untuk mengurangi potensi tersebarnya virus Covid-19. Selama vaksin masih dalam tahap pengembangan, ada baiknya kita terus menerapkan social distancing dengan menjaga kontak langsung seminim mungkin serta tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.