Mohon tunggu...
Tasya Devana Hadinata
Tasya Devana Hadinata Mohon Tunggu... Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Saya adalah seorang Mahasiswa yang menyukai belajar mengenai hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Acaman Human Security: Dinamika Perdagangan Manusia Di China dan Upaya Penanggulangannya

25 April 2025   20:55 Diperbarui: 25 April 2025   20:55 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perdagangan manusia merupakan salah satu bentuk kejahatan transnasional yang terus meningkat secara global. China menjadi salah satu negara dengan tingkat perdagangan manusia yang tinggi, baik sebagai negara asal, transit, maupun tujuan. Berdasarkan laporan U.S. Department of State (2024), China dikategorikan sebagai negara dengan tingkat perdagangan manusia yang mengkhawatirkan. Perdagangan manusia di China tidak hanya melibatkan eksploitasi tenaga kerja dan perdagangan seks, tetapi juga mencakup praktik seperti perbudakan modern dan eksploitasi anak. Dalam konteks ini, perdagangan manusia menjadi isu keamanan non-tradisional yang berdampak besar terhadap keamanan manusia (human security).

Perdagangan manusia di China memiliki dinamika yang kompleks. Fenomena ini melibatkan berbagai aktor, baik individu, kelompok kriminal, maupun jaringan internasional. Europol (2024) melaporkan bahwa jaringan perdagangan manusia asal China telah beroperasi di berbagai negara, termasuk Spanyol dan Kroasia, dengan modus operandi yang semakin canggih. Bentuk perdagangan manusia yang umum di China meliputi perdagangan perempuan untuk eksploitasi seksual, perdagangan anak untuk adopsi ilegal, serta eksploitasi tenaga kerja yang sering kali melibatkan pekerja migran ilegal.

Beberapa faktor utama menyebabkan tingginya angka perdagangan manusia di China:

  1. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan menciptakan kerentanan bagi individu yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik.

  2. Kebijakan Kependudukan: Kebijakan satu anak yang pernah diterapkan di China menyebabkan ketidakseimbangan gender, yang pada akhirnya meningkatkan permintaan terhadap perdagangan perempuan untuk pernikahan paksa.

  3. Korupsi dan Kelemahan Hukum: Meskipun pemerintah China telah meningkatkan upaya penegakan hukum, masih terdapat celah hukum dan praktik korupsi yang memungkinkan perdagangan manusia tetap berlangsung.

  4. Globalisasi dan Mobilitas Penduduk: Perdagangan manusia semakin meningkat seiring dengan kemudahan perpindahan penduduk yang memungkinkan jaringan kriminal beroperasi lintas negara.

Perdagangan manusia di China tidak hanya terjadi dalam lingkup domestik, tetapi juga melibatkan jaringan kriminal internasional. Europol (2024) melaporkan adanya sindikat perdagangan manusia yang berbasis di China dan beroperasi di berbagai negara Eropa. Kelompok-kelompok ini menggunakan berbagai metode, seperti pemalsuan dokumen, pemerasan, dan perdagangan melalui jalur ilegal. Perdagangan manusia sering kali dikaitkan dengan bentuk kejahatan lain, seperti penyelundupan narkotika dan pencucian uang, yang semakin memperumit upaya pemberantasan kejahatan ini

Keamanan nontradisional mencakup isu-isu yang tidak berkaitan langsung dengan ancaman militer, tetapi memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas suatu negara. Perdagangan manusia di China dapat dikategorikan sebagai ancaman keamanan nontradisional karena merugikan individu dan masyarakat secara luas. Dalam konteks ini, konsep human security menjadi relevan dalam memahami dampak perdagangan manusia.

Human security berfokus pada perlindungan individu dari ancaman yang dapat membahayakan kehidupan dan kesejahteraan mereka. Konsep ini mencakup berbagai aspek, seperti keamanan ekonomi, pangan, kesehatan, lingkungan, dan hak asasi manusia. Dalam konteks perdagangan manusia di China, human security terancam dalam berbagai aspek:

  1. Keamanan Ekonomi: Korban perdagangan manusia sering kali mengalami eksploitasi ekonomi dengan kondisi kerja yang tidak manusiawi dan tanpa upah yang layak.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun