Mohon tunggu...
tasha auliya sabrina
tasha auliya sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi mengedit foto dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Kearifan Lokal Mendukung Kelesarian Lingkungan

3 April 2024   12:46 Diperbarui: 3 April 2024   12:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kearifan lokal merupakan pemikiran, nilai-nilai luhur, dan pandangan bijak yang berakar pada kehidupan masyarakat setempat dalam bentuk praktik yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal, yang berakar pada prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai tradisional masyarakat, menjadi pedoman dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Ini berdasarkan warisan budaya masa lalu dan dianggap sebagai panduan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap alam tanpa merusaknya. 

Pemikiran di atas serupa dengan pengertian kearifan lokal menurut Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Ekologis No. 32 Tahun 2009, dimana undang-undang ini menekankan nilai-nilai mulia dalam menjaga lingkungan hidup. Dengan menerapkan kearifan lokal, masyarakat dapat melanjutkan kehidupannya bahkan berkembang secara berkelanjutan.

Kondisi lingkungan alam semakin memburuk, menyebabkan manfaatnya semakin berkurang dan berdampak negatif pada semua makhluk hidup, termasuk manusia. Pemanfaatan lingkungan oleh manusia menciptakan ketimpangan antara manusia dan lingkungannya. Solusi teknologi yang diajukan tidak mengatasi masalah ini dan belum menangani kerusakan lingkungan alam dengan baik. 

Maka, dibutuhkan langkah-langkah untuk melindungi dan mengelola lingkungan alam secara menyeluruh, berkelanjutan, dan konsisten melalui praktik budaya lokal yang melibatkan masyarakat dan pemerintah. Ini dapat dicapai dengan memperkuat nilai-nilai yang ditanamkan dalam budaya lokal. 

Memperkuat nilai-nilai ekologis yang ada dalam kearifan lokal dapat meningkatkan kesadaran manusia dalam menjaga lingkungan alam, mendorong adopsi sikap ekologis yang positif. Memperkuat nilai-nilai kearifan lokal juga dapat mendorong partisipasi masyarakat adat dalam pelestarian lingkungan alam, dengan memberikan mereka hak dan kewenangan yang sesuai.

Pengalaman masyarakat adat telah menunjukkan bahwa menerapkan kearifan lokal dapat menjaga keberlanjutan alam. Mereka telah menunjukkan contoh bagaimana hidup berdampingan, berbaur, dan bersinergi dengan alam. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk berkomitmen kembali pada nilai-nilai kearifan lokal guna menjaga lingkungan. 

Saat ini, banyak pembangunan yang tidak berkelanjutan telah menyebabkan kerusakan lingkungan. Namun, menjaga kelestarian alam penting tidak hanya untuk generasi saat ini namun juga bagi generasi mendatang. Kearifan lokal yang dimiliki oleh suku Baduy, misalnya didasarkan dalam pandangan mereka terhadap alam semesta, Suku Baduy mengedepankan prinsip kesederhanaan dan memiliki sikap toleransi terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka sangat memegang teguh nilai-nilai ini dalam menjaga dan melestarikan alam. 

Sikap ini memungkinkan mereka untuk hidup beriringan dengan alam, menciptakan keseimbangan yang harmonis. Suku Baduy tidak mengeksploitasi alam, tetapi mereka memanfaatkan sumber daya alam dengan penuh kebijaksanaan dan memastikan pelestariannya. Mereka meyakini bahwa alam adalah anugerah yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sesuai dengan kepercyaan mereka, suku Baduy tidak hanya menggunakan sumber daya alam secara bijaksana, tetapi juga secara aktif berupaya untuk melestarikannya.

Pulau Manggarai terkenal karena warisan kearifan lokalnya yang kaya, yang mencerminkan nilai-nilai unik dan khas serta memandu perilaku manusia dalam menjaga keseimbangan dengan pencipta, sesama manusia, dan lingkungan alam. Keharmonisan ini tercermin dalam beragam upacara budaya yang melibatkan ritual. 

Sebagian besar penduduk Manggarai adalah petani tradisional yang sangat bergantung pada hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, sehingga mereka menjaga hubungan yang kuat dengan alam di sekitarnya, yang tercermin dalam berbagai ritual budaya lokal seperti roko molas poco, congko lokap, dan penti. 

Ritual-ritual ini memiliki makna mendalam dan nilai-nilai ekologis yang mewakili keseimbangan dan kesetaraan dengan alam. Menurut Iswandono (2015) menekankan bahwa pelestarian hutan di Manggarai sangat dipengaruhi oleh budaya lokal dan keyakinan masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun