Judul Mari menjadi gila, memasukkan berbagai konsep yang menafikan konotasi GILA yang sebenarnya. Sama seperti karangan pada umumnya setiap karya memiliki keunikan masing-masing, begitu pula dengan buku yang mengusung judul "Mari Menjadi Gila" ini. Judulnya berhasil membuat para pembaca terbius rasa penasaran hingga buku ini kerapkali dijadikan sebagai bahan bacaan bagi kalangan dengan pemikiran kritis dan penikmat komika.
Buku ini berisi kumpulan cerpen yang juga disisipi kritik sosial, dengan 127 halaman buku ini sukses diterbitkan oleh penerbit MyLitera kota Malang.
Berikut nilai-nilai yang dapat diambil dari buku "Mari Menjadi Gila,"
 1. Nilai Moral,Sikap sebagai masyarakat. Beberapa cerpen dalam buku ini mengukirkan garis kehidupan masyarakat dalam bersosial dan bernengara, diselingi dengan komika tipis yang mampu membuat pembaca tidak tertegun serius dan menikmatinya.
 2. Nilai Sosial,Menjadi Manusia yang memanusiakan manusia, bertauhid kepada Allah, dan tidak menghardik binatang. Anjuran kebaikan-kebaikan juga dicerminkan melalui kisah menarik didalam buku ini.
 3. Nilai Agama, Tokoh agama dan kalimat-kalimat pencerah menuju Allah serta cara menjadikan dekat denganNya. Bagaimana menjadi sosok yang dihormati dengan nasehat yang lembut hingga membuat pembaca bertaqarrub kepada Allah.
 4. Nilai Keindahan, Diksi, alur cerita setiap babnya, dan kiasan-kiasan yang luar biasa. Salah satu dari sekian poin yang dapat diambil dan paling mencuri perhatian pembaca ialah gaya penulisan dan pemilihan kata yang disajikan dalam buku ini sangat indah dan memukau.
 5. Nilai Kebenaran, setiap hati dituntun untuk menegakkan kebenaran. Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran diatas segala-galanya, nilai kebenaran begitu berharga dan perlu diperjuangkan karena runtuhnya nilai kebenaran dapat berdampak pada kehancuran hakiki.
Penulis buku ini telah menjadi penulis buku best seller "Peradaban Sarung", sehingga karangannya tidak diragukan lagi, dan telah memiliki banyak peminat. Kisah didalamnya menjadi satu kritikan ketika muatan sastra teoritis dibenturkan dengan gaya cerita Cak Dhofir. Namun begitu keaktualan nilai-nilai dalam cerita-cerita Cak Dhofir memiliki daya pandang yang luar biasa, terutama untuk kehidupan saat ini dan masa depan.
