Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Pantau Barang Kiriman Lewat Aplikasi J&T Express, Barang Serasa Diantar Sendiri

24 Desember 2019   23:31 Diperbarui: 25 Desember 2019   00:07 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: J&T Express Indonesia

Hidup zaman sekarang itu serba praktis. Penerapan teknologi digital dalam berbagai bidang membuat beragam aktivitas bisa dilakukan secara lebih mudah, hemat waktu, hemat biaya, dan hemat tenaga.

Orang bilang semua ini karena Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri tahap keempat ini ditandai dengan masifnya penggunaan teknologi digital diberbagai bidang.

Model interaksi antar anggota masyarakat mulai bergeser dari model konvensional ke pola digital. Beragam aktivitas kini bisa dilakukan melalui gawai dalam genggaman.

Aplikasi digital bermunculan bak jamur di musim hujan. Ingin bepergian tapi malas bawa kendaraan, ada transportasi online yang  bisa dipesan melalui aplikasi ride hailing. Lapar tapi malas keluar rumah, ada aplikasi pesan antar makanan. Kangen dengan keluarga atau sahabat, ada aplikasi obrolan tulisan maupun panggilan video. 

Hal yang tak kalah fenomenal adalah perubahan pola transaksi perdagangan. Transaksi jual beli tak lagi harus dilakukan dengan cara tatap muka seperti yang biasa terjadi di toko, pasar, atau mal. Tapi mulai bergeser ke pola perdagangan dengan sistem elektronik (e-commerce). 

Sejumlah marketplace bermunculan menjadi pasar alternatif bagi masyarakat dalam transaksi barang dan jasa secara online. Meski tak sepenuhnya menggusur eksistensi transaksi perdagangan konvensional, efektifitas dan efisiensi bertransaksi di marketplace membuat masyarakat semakin menggandrunginya. 

Tingginya animo masyarakat berbelanja melalui e-commerce dapat dilihat dari tingginya nilai transaksi yang terjadi di sektor ini. Menurut iPrice, monthly active user (MAU) tertinggi e-commerce mencapai 137 juta pengguna setiap bulan. Sementara itu Bank Indonesia mengungkapkan bahwa selama tahun 2019, jumlah transaksi e-commerce per bulannya mencapai Rp11 triliun-Rp13 triliun (mediaindonesia.com).  

Dalam ekosistem e-commerce yang meniadakan keharusan tatap muka antara penjual dan pembeli, eksistensi jasa logistik menjadi teramat vital. Tanpa jasa logistik, transaksi jual beli di marketplace tak mungkin terjadi. Dengan kata lain jasa logistik adalah tulang punggng dalam ekosistem e-commerce.

Jasa Logistik Era Digital

Pernah mengalami jasa logistik era konvensional? Jika iya, pasti pernah merasakan rasa "deg-degan" ketika mengirim atau menanti barang kiriman. Persoalannya bukan pada apakah barang kiriman datang atau tidak, tapi kapan kira-kira barang itu sampai. 

Masih segar dalam ingatan bagaimana kami para mahasiswa yang berasal dari daerah harus bolak-balik ke kantor pos untuk memastikan kedatangan wesel pos. Maklum saja waktu itu wesel pos tak diantar ke alamat penerima melainkan dikumpulkan di kantor pos. Rasa deg-degan juga kami rasakan ketika menunggu kiriman barang dari orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun