Mohon tunggu...
Tarisa Vivi Hananda
Tarisa Vivi Hananda Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Karya tulis ilmiah, sastra dan non sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Novel Teluk Alaska

26 Juni 2022   06:16 Diperbarui: 26 Juni 2022   06:25 17592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL "TELUK ALASKA"

A. SINOPSIS
Teluk Alaska, bercerita tentang Anastasia Mhysa seorang gadis pendiam yang tidak memiliki kawan. Dirinya hanya mampu bercerita pada buku diary berwarna hitam yang selalu menemaninya kemanapun. Namun, tanpa seorang pun tahu sebenarnya gadis yang kerap dipanggil Ana ini juga memiliki sebuah buku diary berwarna pink tempat dia menuliskan semua rahasianya. 

Di sekolah, Ana yang terus dirundung oleh Tasya dan Alana pun akhirnya memiliki teman, yaitu Bulan. Kehadiran bulan juga membawa pengaruh baik bagi Ana dan membuat dirinya menjadi lebih ceria. 

Di sisi lain, Alister memiliki geng yang seringkali merudung anak-anak lain termasuk Ana. Meskipun memiliki nama yang sama dengan teman kecilnya dulu, namun sifat Alister sekarang benar-benar berbeda dengan Alister yang ia kenal saat kecil. Inilah yang membuat Ana berpikir mungkin dia memang bukan orang yang sama.

Ana yang terus di bully oleh geng Alister dan juga Tasya tetap sabar dan berusaha tenang, karena kini ada Bulan yang sering menemaninya saat sedih. Tetapi, semua tentang Alister cukup mengusik Ana, membuatnya bertanya-tanya apakah Alister ini sama dengan Alister di masa kecilnya. 

Dari sini, Ana pun memutuskan untuk mencari tahu tentang Alister. Alister yang kasar, bahkan tidak segan-segan menyuruh orang-orang di kelas untuk tidak menjadi teman Ana. Entah mengapa segala hal yang ada pada Ana selalu membuat dirinya kesal.  Suatu hari Alister mendapati bahwa dia melihat Ana di luar sekolah, kemudian Alister memutuskan untuk mengikutinya. 

Rupanya Ana berhenti di sebuah pemakaman umum, dan menangis di depan batu nisan sang ayah. Selama ini, tanpa dia sadari ternyata Ana selalu bercerita pada mendiang ayahnya atas segala kesulitan yang dihadapi di sekolah. 

Kenyataan bahwa Ana ternyata sosok rapuh yang hanya menguatkan diri di hadapannya membuat perasaan Alister sedih dan hancur. Dirinya merasa bahwa telah berlaku berlebihan selama ini pada Ana. Hal ini juga yang memicu perubahan sikap Alister pada Ana, dia jadi tidak merudung Ana lagi.

Seiring berjalannya waktu, Alister menemukan sebuah buku diary pink milik Ana dan menyadari bahwa Ana adalah teman kecil yang selalu bersamanya dahulu. 

Hanan, nama kecil Ana yang sering digunakan untuk memanggil gadis itu. Alister pun merasa bahwa betapa keterlaluannya dia, hingga tidak menyadari kehadiran kawan dekatnya itu. Alih-alih menyadari, dirinya justru bersikap jahat dan terus menyakiti perasaan Ana. Disisi lain, Ana yang telah sadar bahwa benar Alister adalah kawan lamanya yang telah berubah sikapnya pun juga penasaran apa yang membuatnya begitu berbeda. 

Secara berangsur-angsur keduanya menyadari dan menjadi jauh lebih terbuka satu sama lain. Baik Ana dan Alister, sama-sama mengetahui rahasianya masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun