Namun aku tetap gak percaya, aku menganggap serius omongan Pak Ali dulu waktu saya kelas XI. Banyak bapak ibu guru yang melihatku menangis saat itu, dan aku tak malu. Karena pada saat iu pikiranku hanya takut dipindahkan sekolah. Saking merdunya suara tangisku sampai-sampai salah satu bapak guru bilang kalau saya lagi kesurupan. Dan bapak guru tersebut menasehati saya.
"Ya ini buat pelajaran, kedepannya kamu harus berusaha berubah lebih baik. Masak mau terlambat terus? Gak malu sama adik kelasmu? "
Aku menjawab dengan suara tangisan "huhuhuhuhuhuhuhu"
        Hampir 15 menit aku berdiri di depan ruang bendahara, Bu Salamah mengajakku masuk ke kantor. Namun aku masih tetap saja menangis,walaupun ibu-ibu guru dikantor melihatiku.Secangkir teh manis yang barusan diambilkan Risma ku minum. Jarum jam terus berputar,tapi Pak Farhan tak kunjung datang. Akhirnya aku kembali kekelas bersama Risma untuk mengikuti ulangannya Bu Salamah. Bel berbunyi waktu menandakan istirahat ke-2. Aku ditemani Risma bergegas menuju kantor kembali untu menemui Pak Farhan. Sesampainnya di kantor ternyata Pak Farhan belum juga ada. Aku tetap menunggunya. Tak butuh waktu lama,tiba-tiba Pak Farhan datang. Aku langsung menemuinnya dikantor,
"Ada apa, Pak Farhan?"
"Kamu Winda?"
"Iya Pak"
"Tadi gimana caranya kok bisa masuk ke sekolah?"
"Saat halaman sepi, saya dan teman-teman lari ke dalam pak. Penyebab saya telat bisa saya jelaskan kok, Pak"
"Gak perlu kasih alasan. Bagaimanapun alasannya judulnya tetap sama yaitu TERLAMBAT . Sekarang kamu tulis poin kamu dibuku ini "
Dengan berat hati saya pun harus menulisnya.
Dan ini bukan pertama kalinya aku telat sekolah, melainkan puluhan kali aku selalu seperti ini. Kejadian pahit itu tiba-tiba terlintas dipikiranku. Dimana untuk pertama kalinya aku merasakan hukuman. Saat masa putih abu-abuku baru dimulai. Dibawah teriknya matahari para siswa yang terlambat  berbaris dengan rapi sambil menunggu tim tatib datang. Tibalah tim tatib dihadapan kami dan memberi nasehat. Di waktu yang bersamaan datang dari arah kantor,keluarlah seorang laki-laki selaku TU di sekolah ini yang berpostur tinggi berjalan kearah gerbang. Dia tak lain adalah kakak sepupuku yang bernama Pak Ahmad. Dan saat berada depan digerbang terlihat salah satu tim tatib yang berdiri disana.