Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagi Generasi Millenial, Popularitas adalah Dewa yang Dipuja

14 Februari 2018   01:25 Diperbarui: 14 Februari 2018   16:19 2515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lincmagazine

Oleh karena nya, banyak millenials yang berusaha mati-matian agar memperoleh follower ataupun jumlah likes yang banyak. Sehingga banyak di antranya yang nekat melakukan hal-hal di luar batas kewajaran supaya menjadi terkenal dan menambah jumlah follower mereka  secara instan dan mereka pun akan merasa diakui dalam waktu yang cepat.

Mirisnya, tak jarang berbagai hal yang di luar batas wajar itu mendatangkan masalah, tak jarang menimbulkan korban jiwa. Keanehan yang diperbuat itu bermacam-macam, mulai dari hal yang kecil hingga yang ekstrem. Dahulu pernah ada "Ice Bucket Challenge" semacam tantangan di mana meminta pesertanya untuk menyiramkan seember penuh air dingin es ketas kepala dan merekamnya.

Sejenak challenge ini menjadi viral, dan remaja yang melakukan nyadan mengunggahnya di media sosial mendapatkan banyak like dan comment. Tak heran jika peserta tantangan ini muncul di seluruh dunia, setelah menimbulkan korban maka challenge ini pun jadi redup.

Di Indonesia dulu juga ada postingan yang heboh dan dinamakan"Relatioship Goals", yaitu sebuah postingan di mana ada foto seorang perempuan yang mencium ketiak pacar nya. Bahkan di dalam foto itu sang perempuan dengan tersenyum. Lalu hal ini menjadi viral dan ditiru oleh remaja lainnya.

Mereka menganggap, bahwa hubungan mereka dikatakan sempurna jika sudah saling memahami satu sama lain dan dalam hal ini dibuktikan dengan mencium ketiak pacarnya dan disebarkan di media sosial. Kembali jelas di sini, bahwa tolok ukur "kesempurnaan hubungan" adalah presepsi orang di dunia maya.

Maka demi mendapatkan persepsi publik yang seperti itu, mereka rela melakukan hal yang tidak wajar dan terlalu intim bagi sepasang anak remaja yang belum terikat dengan pernikahan. Mereka tidak hanya bodoh sendirian, dengan mengunggahnya ke dunia maya, mereka membuat remaja lainnya melakukan kebodohan yang sama. Tujuan nya sama, agar bisa terkenal.

Rasa haus akan popularitas ini semakin parah dengan kehadiran Instagram dengan berbagai fitur uniknya, salah satunya Live Video. Fitur ini membuat seseorang merasa menjadi "artis" karena membuat mereka seolah diliput media massa. 

Sebenarnya adalah hal wajar jika banyak Millenials mendambakan popularitas dan rasa untuk diakui. Sebagaimana yang dikatakan oleh filsuf di atas bahwa hasrat untuk diakui itu adalah hal yang alami. Namun yang menjadi masalah itu adalah  jika semua waktu dan energinya hanya dihabiskan untuk mencari jalan agar selalu diakui, malah dengan cara yang tidak masuk akal, maka hal itu tidak bisa dibiarkan.

Masa remaja adalah masa yang sangat potensial bagi seseorang untuk fokus dengan pendidikan nya dan mempelajari banyak hal demi bekal masa depan. Bagaimana para remaja ini akan belajar jika mereka hanya menghabiskan sebagian besar waktu nya hanya untuk berselancar di media sosial.

Pew Researh Center misalnya secara gamblang menyebutkan bahwa rata-rata anak muda menghabiskan waktunya di atas 10 jam untuk gadget, baik itu media sosial, video ataupun hal lain nya. Ini sama saja mereka menghabiskan seluruh waktu aktivitas non-akademik mereka dengan internet. Lalu apa yang akan terjadi terhadap masa depan mereka jika hanya dihabiskan dalam kesibukan yang fana?

Sudah selayaknya kita sebagai anak muda untuk mengarahkan waktu untuk mengasah soft skill dan fokus kepada hal-hal yang bisa bermanfaat untuk masa depan. Penggunaan internet dan media bukan lah hal yang buruk jika kita arahkan kepada hal yang baik dan bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun