Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai UMMAT, Kenapa Bukan PAN Reformasi?

4 Oktober 2020   17:17 Diperbarui: 4 Oktober 2020   17:20 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda halnya ketika seseorang pemimpin partai politik yang membuat target pencapaian untuk satu jabatan menteri maka partai politik justru menjadi sesuatu yang  begitu besar untuk perjuangan itu. Kenapa? Karena banyak orang tanpa partai politik juga bisa memperoleh jabatan menteri. Apakah ketua Partai politik tidak memiliki wawasan untuk melakukan sesuatu yang berharga bagi rakyat?

Jika ketua partai itu paham tentu saja ia akan membuat langkah politik yang terarah sebagaimana idealnya platform perjuangan partainya. Percuma platform partai bagus tetapi pengelolanya tidak memiliki wawasan maka semua tujuan dan harapan partai itu menjadi naif.

Oleh karena itu positioning partai politik untuk posisi tawar jabatan menteri adalah tindakan yang dapat merusak fungsi partai politik, tatanan bernegara dan  mengacaukan hubungan negara dengan masyarakat karena menteri tersebut akan sulit memberi perhatian pada pembangunan masyarakat yang sesungguhnya tetapi ia hanya memberi perhatian kepada kelompoknya. Berbeda halnya ketika partai politik berkoalisi maka partai itu bisa memperoleh beberapa menteri sebagai kompensasi dukungan kepada pemerintah.

Tapi ketika partai diluar koalisi mengharap jatah menteri tentu saja partai itu akan menjadi petualang politik yang posisinya politiknya bisa saja dikiri dan dilain waktu bisa saja dikanan. Karena sikap politik seperti itu yang telah mengorbankan nilai suatu partai politik yang dalam istilah awam sering disebut lonte politik.

Gejala Partai Bangkrut?

Kemudian, ketika anda tanya kenapa bisa partai politik berlaku demikian? Tentu saja karena pemimpin politiknya bukan seseorang yang punya pengetahuan dalam kepemimpinan partai politik. Mungkin saja dia sebatas tengkulak, karena banyak uang lantas dia dipilih sebagai ketua partai, atau dia pengusaha kontraktor atau konsultan kemudian karena sanggup membayar peserta ia dipilih untuk Ketua Umum partai, atau dia seseorang yang sukses dengan usaha perumahan dan usaha lainnya lantas ia menjadi pemimpin politik secara instan.

Karena kondisi seperti itu maka terjadi kebijakan yang keliru dalam partai, akibat ketiadaan ilmu maka pengkaderan mengalami pelemahan dan mulailah langkah pragmatis menjelang bangkrut. Kebijakan apakah itu? Tidak lain mengajak artis menjadi wakil rakyat dan kemudian menjadi pemimpin partai politik. Saat itulah terjadi bangkrutnya nilai-nilai suatu partai politik rakyat yang sesungguhnya.

Lalu, kenapa Prof. Amien Rais mendirikan partai baru. Jawabnya tentu saja partai yang didirikan  sebelumnya itu tidak bisa lagi diandalkan sebagai alat perjuangannya. Apakah ada gejala bangkrut sebagai partai politik? Tentu saja bangkrut dalam pengertian peran dan fungsi partai politik.

Oleh karena itu silakan perhatikan dalam penempatan pengurus partai dipusat atau kemudian pada level yang telah lebih lemah kita bisa melihat ketua partai di daerah, adakah mereka menempatkan artis, toke yang banyak uang?

Nah,,,,itu sudah pada tahapan yang mengarah atau sudah pada tahapan stadium yang membahayakan. Karena fungsi partai politik sudah tidak berlaku lagi secara normal, ia sudah ditangani secara keliru dengan injeksi uang sebagaimana perusahaan yang perlu disokong dengan investasi pihak ketiga, tetapi perusahaan itu pemiliknya bukan rakyat tetapi si toke yang bisa melakukan apa saja untuk kepentingannya dan dia hanya tunduk dan patuh kepada Ketua Umum sebagai anak buahnya.

Lalu kenapa bukan PAN Reformasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun