By Papah langit
"Wahai Rabbku, wahai Rabbku ... Terimalah do'aku dan usahaku ini dalam mendekatkan diri kepadaMu. Dan dengan kasih sayang Mu, turunkanlah HUJAN untuk kami, dan hilangkanlah mendung kegelapan, sehingga kami bisa melihat musuh kami ..."
Do'a yang begitu lirih dari Sultan Murad I, khalifah ke-3 daulah Utsmaniyah. do'a yang menyaput ketegangan di hati2 pasukan muslim, yang tengah menghadapi 60.000 pasukan koalisi salib di lembah kosovo. Do'a yang menghantarkan kemenangan telak bagi kakek buyut sang penakluk konstantinopel -Muhammad Al Fatih- tersebut. Kemenangan yang semakin mengokohkan pengaruh ke khalifahan islam di daratan eropa.
  Pluviophile begitulah psikolog barat menyebut kondisi mental orang-orang yang begitu tergila2 dengan hal -hal yang berkaitan dengan hujan. Bagi para pluvio, hujan adalah hal yang menentramkan meski ia dalam keadaan kesepian. Langit mendung sesuatu yang menimbulkan harapan. Gemericik hujan membuatnya ingin hujan-hujanan. Puisi syahdu dan nyanyian hujan ia senandungkan kala kemarau melanda.
  Al Qur'an sendiri mendokumentasikan bagaimana Alah menurunkan hujan untuk menentramkan hati para Pejuang Badar. Tiga ratus tiga belas orang mujahid itu tertidur. Sejenak mereka melupakan ketegangan bahwa esok mereka akan menghadapi pasukan musuh yang kekuatannya tiga kali lipat.
"(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian)."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 11)
Di jum'at mubarok ini setelah shalat jamaah jum'at, Allah turunkan Hujan. Waktu yang mustajab dan penuh berkah.
Mari kita do'akan bangsa ini selamat dari berbagai krisis.
Allahumma Soyyiban naa fian
Yaa Allah Semoga Hujan yang bermanfaat.
