Mohon tunggu...
Tanti Amelia
Tanti Amelia Mohon Tunggu... ilustrator doodler dan blogger

ilustrator doodler dan blogger

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Surga Dipertaruhkan oleh Nikel

10 Juni 2025   07:35 Diperbarui: 10 Juni 2025   07:35 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Raja Ampat - made by Canva 

Raja Ampat---namanya saja sudah menghadirkan gambaran tentang surga!

Perairan biru jernih, gugusan pulau karst yang megah, ikan-ikan yang berenang di antara terumbu karang warna-warni. Surga kecil di ujung timur Indonesia itu bukan hanya rumah bagi kekayaan hayati laut, tapi juga wajah cantik negeri ini di mata dunia.

Namun kini, kabar yang beredar memukul perasaan kita yang mencintai tanah air. Raja Ampat rusak, tercabik oleh tambang nikel. Bukan karena bencana alam, bukan karena ulah luar negeri, melainkan oleh keputusan pemerintah sendiri yang memberikan izin tambang di kawasan yang semestinya dilindungi.

Saya sedih. Sekaligus marah.

Ketika Keindahan Dikorbankan demi Kepentingan Sesaat

Nikel, logam yang kini disebut-sebut sebagai "emas baru" karena dibutuhkan dalam baterai mobil listrik dan gadget masa depan, telah menjadi komoditas incaran. Namun apakah pantas kita mengorbankan keberlanjutan lingkungan demi ambisi ekonomi sesaat?

Raja Ampat bukan tanah kosong yang bisa digali seenaknya. Ia adalah ekosistem yang hidup, rumah bagi spesies laut langka, sumber penghidupan masyarakat adat, dan warisan dunia yang tak ternilai. Ketika tambang masuk, bukan hanya tanah yang rusak---air menjadi keruh, terumbu mati, dan kehidupan sekitar perlahan lenyap.

Apakah ini harga dari kemajuan?

Pemerintah, Kami Bertanya: Untuk Siapa Izin Itu Diberikan?

Salah satu hal yang membuat saya tercekat adalah kenyataan bahwa izin tambang nikel ini keluar secara resmi dan legal. Di saat masyarakat, aktivis lingkungan, dan para ilmuwan berusaha keras menjaga kelestarian Raja Ampat, justru lembaga yang seharusnya melindungi malah membuka pintu kerusakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun