Mohon tunggu...
Mumin Boli
Mumin Boli Mohon Tunggu... Seniman - Human Rights Activist

Hidupilah hidupmu sehidup-hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengader Revolusioner dalam Menjawab Problematika Umat di Era Post Truth

24 Agustus 2020   20:29 Diperbarui: 24 Agustus 2020   20:37 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis | dokpri

Selain kita generasi muda, siapa lagi yang dapat menyelamatkan keadaan ini ? Hampir pasti dikatakan tidak ada. Virus munafik telah menghinggapi setiap unsur dari generasi terdahulu. Kenapa harus generasi muda, dalam hal ini pengader HMI yang harus menjadi pilar perubahan ? Karena ada tiga pilar utama yang menentukan eksistensi dan superioritas suatu bangsa.

Pertama, keyakinan atau pandangan bangsa itu tentang kekuatan dan keunggulan bangsa tersebut atas bangsa lain. Kedua, kemampuan bangsa tersebut dalam menginterpretasikan secara intelektual dan saintifik atas keyakinan tersebutdalam realitas kehidupan. Ketiga, adanya manusia par excellence yang berani dan cerdas untuk mendasarkan hidupnya atas keyakinan tersebut secara penuh dan komprehensif.

Pengader HMI memiliki semua persyaratan untuk bisa mengemban misi peradaban bangsa tersebut, karena kadderisasi HMI bertujuan merekayasa seorang anak peradaban yang kreatif dan pioneer

Proses perkaderannya dilakukan dengan cara merumuskan ulang tentang konsep kebangsaan dan keislaman dengan menggunakan metode interaksi yang berbeda terhadap teks keagamaan yang sakral dan disertai pemikiran-pemikiran kebangsaan yang tidak lepas dari konteks zamannya. Memiliki rasa Nasionalisme yang tinggi, dan siap berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpi dari kejayaan peradaban bangsa atas dasar ridho Allah SWT.

Sebagai konsekuensinya pengader HMI memiliki peran-peran vital dalam masalah kebangsaan di Indonesia yang embeded dengan aktivitas perjuangannya. Setidaknya ada tiga peranan penting yang dimiliki oleh pengader HMI bagi proses kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Pertama, pengader HMI sebagai pedagogi kritis. Sebagai seorang pengader fungsi utamanya adalah mendidik putra-putri bangsa, muslimin dan muslimah pilihan yang berada pada jenjang perguruan tinggi untuk menjadi pemimpin umat dan bangsa nantinya di masa yang akan datang. 

Peran kedua, pengader HMI sebagai kelompok strategis. Pengader insan ulil albab dari seluruh pelosok nusantara harus bisa membentuk sebuah jaringan epistemic community yang terkoneksi oleh karena adanya kesamaan gagasan, ide, visi, dan misi perjuangan, serta tidak terpengaruh oleh perbedaan yang sifatnya lokal.

Potensi ini menjadikan HMI sebagai aset penting bagi bangsa Indonesia, sebagai sumber perekrutan regenerasi “elite-elite modern muslim nasionalis” dan wadah cross cutting dari sekian banyak perbedaan yang melingkupi masyarakat Indonesia. Dengan begitu HMI mampu menjadi partner strategis baik bagi pemerintah maupun rakyat ketika berperan dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peran ketiga, pengader HMI harus sebagai kelompok kepentingan. Pada dasarnya, sebuah nilai, ide, doktrin, maupun ajaran tidak berjalan di ruang yang hampa dan bebas dari nilai lainnya bila ia ingin termanifestasi di dalam ruang kehidupan yang nyata. Nilai-nilai tersebut harus mampu berinteraksi dengan banyak faktor lain diluar dirinya dan juga ia harus sesuai dengan konteks zaman dimana ia berada.

Pada dasarnya pengader HMI harus menjadi kelompok intelektual yang terus membuat formula baru dalam merancang kemaslahatan kepentingan umat manusia secara menyeluruh. Maka dari itu melalui kekuatan elite, jaringan dan keintelektualitasnya tersebut, HMI alat untuk ideologisasi alam bawah sadar masyarakat melalui rekayasa sosial agar nilai-nilai yang dianut oleh HMI tersebut dapat menjadi ruh dari kehidupan masyarakat.

Jadi, kepentingan HMI terhadap politik tidak kekuasaan un sich melainkan HMI menjadikannya sebagai salah satu jalur mekanisme perjuangan. Ini merupakan manifestasi kader HMI sebagai intelektual organic, ia tidak boleh hidup di menara gading diantara megahnya kampus-kampus tetapi harus turun ke bawah memberi pencerahan dan menyadarkan rakyat akan perlunya sebuah perubahan sosial demi tercapainyya tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun