Mohon tunggu...
Adi Sinaga
Adi Sinaga Mohon Tunggu... -

senang membaca namun seringkali lupa...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Penghormatan Pada Penolakan

17 September 2010   18:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_261066" align="alignright" width="295" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Hari-hari ini sepertinya negeri ini masih dihiruk-pikuk oleh persoalan agama yang duduk persoalannya dimulai dari kekerasan yang terjadi atas penolakan pendirian rumah ibadah. Kalaupun ada yang mencoba-coba mencari benang merah kejadian tersebut dengan kejadian pembakaran kitab suci dan penolakan pembangunan pusat keagamaan di negeri yang sudah terkenal dengan kehidupan demokrasinya, maka sebaiknya itu tidaklah pernah benar. Karena apa yang seharusnya terjadi di negeri orang meskipun berkaitan dengan kehidupan keagamaan, hendaklah rasa kebangsaan dan nasionalisme jauh melampui keinginan kita untuk tetap membangun tatanan kehidupan beragama yang harmonis dan dinamis di negeri yang menjiwai Pancasila ini.

Apapun pemahaman kita tentang toleransi, tapi istilah inilah yang masih penting menjadi pedoman dan pegangan bersama bagi terwujudnya kehidupan umat beragama yang damai dan tenteram.

Kebebasan beragama sebagaimana terkandung dalam konstitusi negara kita hendaklah dipahami dan dihayati bersama sebagai pendorong untuk mewujudkan negara yang kuat dalam perbedaannya. Tak ada lagi provokasi dan kehendak buruk untuk meruntuhkan tiang-tiang kebebasan beragama di republik yang bersemboyankan Bhineka Tunggal Ika ini.

Namun, meskipun demikian, tidaklah berarti kehidupan beragama menjadi bebas sebebasnya. Aturan main untuk menjaga hal ini dalam sebuah negara sudah barang tentu menjadi sangat penting. Jadi tidaklah kita harus apriori akan aturan dan peraturan yang ada, karena semuanya disusun dan dihasilkan untuk kebaikan kehidupan beragama secara bersama-sama.

Apa yang hingga hari ini masih menjadi isu dan perhatian seluruh elemen bangsa di republik ini, hendaklah tidak sekedar menyelesaikan satu persoalan yang sedang terjadi saja, tetapi sebaiknyalah merumuskan langkah-langkah maupun jalan keluar yang akan menghentikan lahirnya persoalan yang sama, yang masih mungkin terjadi kedepannya.

Negeri ini sudah seharusnya keluar dari belenggu-belenggu perbedaan yang dipertentangkan. Dan sudah sepantasnya pula untuk terus-menerus berada pada posisi yang saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada.

Meskipun banyak pihak berada pada posisi mendukung kebebasan beragama dengan melihat kekurangpantasan tindakan yang dilakukan oleh para pelaku kekerasan, namun perhatian pada keadaan warga yang merasa terganggu kenyamanan dan ketertibannya juga patutlah dicermati dengan seksama. Tentunya tidaklah bisa begitu saja menyalahkan orang-orang yang melakukan penolakan tersebut, karena memang ada alasan yang harus dihormati, sebagaimana warga amerika yang juga menolak pembangunan masjid dan pusat kebudayaan Islam di kota New York.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun