Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sisihkan Sebagian dan Catatlah! Dua Tips Sederhana Mengatur Keuangan Ramadan Ala Freelancer

18 April 2021   23:26 Diperbarui: 19 April 2021   00:14 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tentang mengatur keuangan sejatinya tak hanya sebatas di bulan Ramadan saja. Setiap kita harus mampu mengelola /mengatur cash flow finansial dalam periode tertentu yang membuat nyaman keadaan.

Diantara kita pasti ada yang mengatur keuangan dalam periode bulanan, tapi ada juga yang mingguan. Saya termasuk penganut periode keuangan mingguan. Namun bukan berarti saya tidak memiliki rancangan mengelola keuangan secara bulanan. Ada beberapa post item pengeluaran yang secara periodik memang bersifat bulanan.

Bulan Ramadan merupakan bulan dimana umat muslim wajib untuk menahan haus dahaga dari masuk waktu imsak hingga  kumandang.adzan Maghrib. Secara logika, hal tersebut mengurangi semua pengeluaran yang sifatkan konsumtif terhadap makanan dan minuman/camilan dibandingkan dengan hari-hari biasa di luar bulan Ramadan.

Harusnya sih segala sesuatunya bisa jauh lebih hemat. Biasa makan 3x sehari belum jajan, ngopi , ngemil, praktis selama puasa cukup menyediakan takjil+ menu makan berbuka dan sahur saja. 

Ternyata tak sedikit juga yang justru merasa kebobolan secara keuangan saat bulan puasa. Nah, bisa jadi setan keuangan tengah merasuki akibat Kita tidak kontrol diri. Dalam membelanjakan segala sesuatunya.

Sisihkan Sebagain: Bisa jadi pos tabungan, cadangan/tak terduga, investasi sosial Hingga simpan pinjam pribadi.

Celengan, tabungan konvensional dok.pri
Celengan, tabungan konvensional dok.pri

Siapa sih yang tidak ingin menjadi penganut mahzab muda foya-foya - Tua kaya raya - Mati masuk surga?!. Pameo tersebut memang tampak absurd. Namun kita bisa kok mengawalinya dari hal kecil. Jika menabung saja sulit, bagaimana bisa hidup ingin foya-foya?

Bicara tabungan, persepsi kebanyakan orang pastilah dikaitkan dengan simpanan di bank, deposito, Giro hingga aneka jenis kartu ATM yang entah berapa saldo yang mengendap di dalamnya. 

Bagi saya, tabungan atau menabung itu diawali dari sikap menyisihkan sebagian. Betapapun jumlahnya.

Sebagai freelancer yang secara pribadi tidak memiliki periode pasti dalam menerima pemasukan, maka menyisihkan sebagian pendapat adalah hal wajib. Pun termasuk menyisihkan sebagian kembalian belanjaan meski itu berupa uang receh.

Biasanya saya memiliki celengan/tabungan konvensional yang berasal dari sisa uang belanja baik berupa koin logam 1000, 500, atau uang kertas dengan nominal 1000, 2000. Misalnya, saya menganggarkan belanja lauk dan sayur Rp 50.000/hari. Pada hari-hari tertentu saya masih memiliki simpanan sayur/tempe sehingga saya cukup membeli ikan saja. Nah sisa uang belanja harian inilah yang saya sisihkan.

Saya bukan penganut dimana budget yang dianggarkan harus dihabiskan, melainkan tetap memiliki strategi belanja, mencari harga terbaik sehingga ada margin/sisa yang bisa dikumpulkan. Menyisihkan sebagian/sisa uang belanja sungguh banyak peruntukkannya. 

Biasanya saya mengalokasikan sisa uang belanja tersebut untuk pos kebutuhan biaya cadangan/biaya tak terduga. Bisa juga sebagian dialokasikan untuk sarana investasi sosial /donasi atau amal membantu sesama. 

Saya memiliki kebiasaan membuka celengan/tabungan konvensional dari sisa uang belanja menjelang akhir Ramadan. Bisanya saya peruntukkan untuk sedekah/infaq. 

Tak jarang, saya menjadikan celengan tersbut sebagai unit simpan pinjam pribadi. Sewaktu-waktu ada kekurangan anggaran bisa diambilkan dari uang yang sebagian saya sisihkan. Dengan catatan saya harus mengembalikan sesuai dengan nominal yang saya gunakan saat itu.

Tak Hanya Iqra (Bacalah!!!), Lengkapi dengan Catatlah Saat Mengelola Keuangan Selama Bulan Ramadan 

Islam mengajarkan kita untuk Iqra! Bacalah, terlebih saat Ramadan begini membaca Alquran menjadi ibadah tersendiri. Namun apalah arti iqra tanpa kita mengimbanginya dengan sebuah pecut catatlah! Manakala kebiasaan mengelola keuangan selama ini masih belum sepenuhnya rapi.

Mumpung bulan Ramadan, tiada salahnya bacalah!, disempurnakan juga dengan catatlah!. Mencatat semua pengeluaran, bila perlu secara detail sehari-hari menjadi tips jitu bagi saya mengantisipasi kesemrawutan dalam mengelola keuangan.

Semakin banyak pengeluaran, maka semakin banyak catatan yang harus dibuat. Belum lagi jika ada selisih hitungan. Lho kok uangnya tinggal segini?? Buat beli apa saja tadinya? Tak sedikit orang yang harus berpusing ria merasa bingung ketika mendadak uang yang semula masih terasa banyak mendadak tinggal sedikit secara nominal.

Tidak sadar kalap dalam berbelanja tanpa menyiapkan catatan. Alhasil merasa menyesal atas belanja yang setengah sadar dilakukan. Yuk mumpung ramadan, kita belajar untuk tumaknina. Melakukan sesuatu dengan cermat, tepat dan terukur. Agar kondisi keuangan selama Ramadan tidak amburadul.

Saya biasa mencatat item /barang apa yang hendak saya beli. Begitupun setelah selsesai belanja saya akan kembali mencatan dalam buku pengeluaran harian secara rinci. Terkadang ada selisih harga yang menjadikan kita mendapat sisa uang belanja yang bia masuk dalam post tabungan.

Alhamdulillah, catatan harian pengeluaran saya buat dengan memanfaatkan notes/block note yang merupakan sauvenir dari beevrapa acara/event selama ini. Selain membuat notes itu menjadi bermanfaat untuk mencatat pengeluaran, juga meniadakan kemubadziran. Sebab biasanya notes hanya dipandang sebelah mata saja.

Satu hal, dalam mencatat atau catatlah, jangan hanya mencatat pemasukan saja. Justru mencatat pengeluaran itu lebih utama. Bisa menjadi bahan evaluasi setelah lebaran nanti Agar keuangan setelah lebaran tetap bisa membuat wajah kita tersenyum berseri.

Salam saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun