Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kabar dari Piyungan, Bom Waktu Itu Berupa "Gunungan" Sampah Tak Ramah Lingkungan

21 Januari 2021   20:57 Diperbarui: 23 Januari 2021   20:40 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunungan sampah (Sumber: SWNS via Yahoo.com)

Beberapa hari lalu saya terhenyak membaca tautan ulasan berita tentang sampah dari salah seorang rekan yang tinggal di Inggris melalui media sosialnya. Tumpukan sampah setinggi 18 kaki (kurang lebih 4 meter) yang seukuran mobil van itu dibuang begitu saja di jalanan sebuah perumahan.

Begitu kurang lebih judul dan isi ulasan. Tak ayal penghuni perumahan merasa terganggu bukan saja dari bau dan ancaman kesehatan melainkan pula tumpukan sampah tersebut menghalangi jalan.

Status media sosial rekan yang bermukim di Inggris tersebut mengingatkan saya akan sebuah diskusi ringan secara daring dengan kawan yang bermukim di Surabaya. 

Diskusi tersebut menghubungkan saya dengan rekan pemerhati lingkungan di Yogyakarta. Hingga selanjutnya kami pun sedikit "rasa-rasan" tentang sisi lain Yogyakarta yang tampaknya harus bersiap menghadapi bom waktu. 

Bukan ledakan penduduk, bukan pula degradasi nilai budaya yang kiranya dapat mengancam nama Yogyakarta sebagai the soul of Java. Melainkan kabar tak sedap yang muncul dari Piyungan.

Piyungan, satu kawasan di Selatan Yogyakarta, masuk dalam wilayah Kabupaten Bantul. Bagi pengguna media sosial, nama Piyungan sempat tenar sebab pernah menjadi nama portal online PKS Piyungan yang gencar melakukan penyebaran informasi era pemerintahan SBY. 

Kini, masa keemasan nama portal online tersebut tampaknya telah meredup. Justru berganti dengan sebuah kabar tak sedap dari Piyungan lainnya yang sarat akan muatan sampah dan masa depan lingkungan hidup bagi Bantul pada khususnya dan Yogyakarta pada umumnya.

Truk pengangkut sampah sudah mulai beraktivitas di TPST Piyungan, Bantul, Jumat (29/3/2019) (KOMPAS.com/MARKUS YUWONO)
Truk pengangkut sampah sudah mulai beraktivitas di TPST Piyungan, Bantul, Jumat (29/3/2019) (KOMPAS.com/MARKUS YUWONO)
Dalam diskusi santai daring bersama kawan dari Surabaya dan Yogyakarta tersebut kami "ngrasani" beberapa pemangku kebijakan yang konon masih terkesan slow respon dengan masalah sampah yang mengakibatkan masalah lainnya menumpuk.

"Rame warga pada protes, menutup akses masuk jalan TPA Piyungan lho," suara Mas Agus Kristiono membuat saya semakin penasaran melihat langsung lokasi TPA tersebut.  

Apa daya hampir 1 tahun saya tidak mengunjungi Yogya akibat Korona, bukan kabar bahagia yang saya dapat justru kabar prihatin tentang pengelolaan sampah yang berdampak kurang sedap bagi lingkungan sekitar ini yang saya dengar.

Sejatinya saya bukanlah pemerhati sampah dan lingkungan layaknya mas Agus Kristiono. Pun saya bukan warga Yogya yang sedikit banyak terkena imbas secara langsung dari ramenya TPA Piyungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun