Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Licik Seperti Ular Jangan, Tulus Seperti Merpati Sebuah Keharusan

8 Mei 2019   14:09 Diperbarui: 8 Mei 2019   14:18 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Surabayapagi.com

Sayang, Pak Prabowo terlebih dahulu  seperti sedang  dipatok ular. Sungguh bukan sebuah mimpi yang berarti akan mendapatkan jodoh. Melainkan sebuah bisa yang membahayakan integritas patriotisme dari seorang Prabowo itu sendiri.

Andai saya berada di dekat Pak Prabowo, ingin saya berteriak, agak pak Prabowo dapat menghintar: Awas pak, ular-ular licik membahayakan jiwa kebangsaan bapak.Sehingga terbangunlah pak Prabowo dari buaian licik yang sedang menggerus kediriannya sebagai Ksatria yang harus legowo dengan apapun hasil pemilu kali ini.

Kelicikan ular bahkan menandingi ketenaran sosok sengkuni yang kerap identik dengan watak jahat yang kerap memprovokasi demi mendapatkan kepentingan bagi dirinya sendiri. Sebab ular dalam persembunyian itulah, maka namanya disini tidak disebut lagi sebagai sengkuni. Ular mendesis tanpa menampakkan wujud.

Baca Juga: Deklarasi Kemenangan yang Lebih Mirip Deklamasi Menyedihkan

Hanya dari kejauhan Sang ular terus mendesis memercikkan bisa kemana mana. Berharap bisanya mampu mematikan langkah KPU bahkan membuat pasangan capres cawapres 01 terkena bisa beracun darinya.

Sungguh saya ingin berteriak lagi, mengalahkan teriakan curang tanpa landasan dari kelompok-kelompok yang terpapar racun ular hingga otaknya tak berfungsi maksimal.

"Pak Prabowo, Licik seperti Ular jangan"

Berharap Pak Prabowo menoleh , meski dalam konsidi marah sekalipun. Dan saat melihat kepak tulus merpati, amarah pun reda berganti senyum sikap ksatria. Namun siapa kiranya yang mampu menjelma menjadi merpati yang tulus ???. Meski merpati tak sekuat elang rajawali. Saat ini lekaslah hinggap tanpa harus jinak-jinak merpati menawan hati. 

Tulus seperti Merpati menjadi sebuah keharusan. Agar bisa ular yang terlanjur menyebar lekas menjadi tawar. Ayo..emak-emak syantik dimanapun berada, mustinya kalian mampu tampil penuh kaish tulus layaknya Merpati putih. Bukan malah ikut menjadi ular, mendesis, bergerak kemana-mana menyebar bisa beracun.

Kita belum pindah ke gurun padang tandus. Indonesia negara damai bagai segenap penguninya. Ayolah pak Prabowo dan Pendukung Sejatinya, jangan mau diprovokasi oleh ular-ular berbisa.

Cukup ketulusan merpati saja yang akan membuat Pak Prabowo Legowo dengan hasil akhir Piplres apapun kondisinya. Jangan Mereka yang licik seperi ular itu yang memenuhi ruang demokrasi anak negeri

salam, 

#sebuah Dialog Imajiner 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun