Bakat menjadi pejalan, istilah sederhananya traveler bagi saya, agaknya telah muncul sejak saya kecil. Dimulai dari perjalanan sederhana dalam rangka shalat tarawih di bulan Ramadan. Begitu juga saat kuliah subuh di pagi hari. Semua itu saya lakukan dari masjid yang satu ke masjid yang lain. Atau dari mushola ke mushola yang berbeda desa, hingga beda kecamatan.
Hal itu terjadi saat saya masih belajar di sekolah dasar. Era tahun 90-an, anak SD hingga SMP mengenal adanya buku kegiatan bulan Ramadan yang harus diisi sesuai dengan ibadah yang dilakukan. Tak lupa, meminta tanda tangan imam shalat taraweh atau penceramah saat kuliah subuh sebagai bukti bahwa ibadah tersebut benar-benar dilakukan.
Bagi sebagian anak besar anak SD waktu itu, mengisi buku kegiatan Ramadan dengan. Tanda tangan dari imam yang sama yang berasal dari 1 masjid/mushola saja sudahlah cukup. Toh tidak ada ketentuan khusus dari pihak sekolah. Namun tidak demikian halnya dengan saya.
Rasanya aneh ketika kolom tanda tangan dalam buku kegiatan Ramadan terisi dengan tanda tangan itu-itu saja dari awal hingga akhir. Alhasil, petualangan ibadah dari masjid ke masjid pun saya lakukan. Kelak dikemudian hari baru saya ketahui istilah safari ramadan.
Jika harus kembali mengingat masjid mana saja yang saya datangi berikut jejak pengembaraan masa kecil saya dalam berburu tanda tanganÂ
- masjid Nurul Fatah Desa Pepedan Kecamatan Dukuhturi Kab. TegalÂ
- Mushola Baitul Falah Dusun Pengamen, Desa Tegalsari Kecamatan Talang Kab.Tegal
- Masjid Giren, Komplek pondok Pesantren (saya lupa nama pesantrennya), Desa Giren Kecamatan TalangÂ
- Masjid Sudirman, Komplek Kodim 0712 Tegal.
- Masjid (saya lupa namanya) Dusun Bakulan Tegalwangi- Talang Tegal.
Tercatat ada lima masjid/mushola yang masih saya ingat kala berburu tanda tangan untuk mengisi buku kegiatan Ramadan waktu itu.