Mohon tunggu...
Tami Nur Herawati
Tami Nur Herawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Statistika Universitas Padjadjaran

Mahasiswa Statistika Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Si Idealis Menjadi Realistis

13 Juli 2021   13:01 Diperbarui: 11 November 2022   23:44 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukankah menjadi dewasa juga sudah cukup banyak hal yang perlu di pikirkan ? kebanyakan mereka tidak lagi membahas apa yang mereka mimpikan selama berada di bangku sekolah, melainkan bagaimana caranya bertahan hidup dengan segala cara dan kemampuan yang kita bisa. Sebab berusaha untuk tidak menjadi beban keluarga juga sudah cukup sulit dan melelahkan bukan?

Ada satu kalimat yang aku pelajari dalam kegiatan perkuliahan saat sesi diskusi bersama dosen,

"Sebenarnya baik idealis dan realistis tidak ada yang lebih baik diantara keduanya, semua tergantung setiap orang yang menyikapinya. Seseorang yang lahir dari keluarga serba ada dimana semua keluarganya adalah dokter, maka ia akan memiliki keinginan menjadi seorang dokter pula meskipun banyak biaya yang harus ia keluarkan demi mimpinya. Lain lagi jika kita sebagai seorang sarjana dengan disiplin ilmu yang berbeda, mungkin selepas lulus kuliah ia akan melakukan pekerjaan apapun yang ada hanya untuk alasan bertahan hidup, meskipun melakukan hal diluar ilmu yang ia dapatkan selama berkuliah. Ia menjadi lebih realistis sebab mimpinya saat itu hanyalah sebatas untuk bertahan hidup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun