Mohon tunggu...
Bakri Tambipessy
Bakri Tambipessy Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Mari Budayakan Membaca Sampai Habis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jelang Hari Pahlawan Nasional, Mahasiswa Jangan Pura-pura Lupa!

9 November 2017   20:31 Diperbarui: 10 November 2017   04:19 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa zaman now

Statemen Orang Indonesia menyebutkan bahwa "Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa pahlawannya". Statemen atau selogan ini memeberika spirit tersendiri kepada kita sebagai Mahasiswa bahwa kita harus bisa melanjutkan perjuangan dan pengorbanan para pendahulu-pendahulu kita sebagai bentuk penghormatan bagi jasa-jasa mereka.

Ada sebuah istilah mengatakan setiap orang dengan zamanya dan setiap zaman dengan orangnya. istilah ini memberikan  arti bahwa setiap kita memiliki pengalaman hidup masing-masing dan sesuai dengan zaman dan eranya masing-masing. 

Bisa saja zaman para pahlawan kita saat itu adalah zaman yang penuh dengan pertempuran dan perlwanan mengusir penjajah dari bumi Nusantara, dan masuk pada zaman kita saat ini adalah zaman pertempuran melawan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  (IPTEK)  yang kemudian di sebut sebagai perang pemikiran. Jika kita fleshback kembali pada sejarah masa lalu dan mencoba untuk membuka lembaran-lembaran sejarah itu, maka tentu kita tidak akan melewati satu lembaran sejarah Indonesia yang paling fenomenal.

Ya, 10 November 1945, merupakan sebuah peristiwa perang yang bersejarah antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Britania Raya. Peristiwa besar itu terjadi pada 10 November 1945 di kota Surabaya Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan negara asing setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan. Tentunya dalam peristiwa yang bersejarah tersebut tak bisa dilepas pisahkan dari sosok pemuda bernama Bung Tomo. Beliau adalah salah satu pemuda yang pada zamanya dengan berani mengobarkan semangat para pemuda di Surabaya dan Indonesia melalui siaran-siaran radio kala itu. Pria dengan nama asli Sutomo, kelahiran Surabaya 3 Oktober 1920 ini, menjadi tokoh kunci perlawanan arek-arek Surabaya dalam upaya mengusir tentara Inggris yang didomplengi Belanda dalam pertempuran yang bersejarah tersebut.

Jika kita kembali pada zaman sekarang yang di sebut kids zaman now, memang saat ini masyarakat Indonesia terutama Mahasiswa sebagai bagian dari pemuda dan masyarakat Indonesia, tidak lagi turut mengambil peran untuk melawan penjajah seperti halnya para pahlawan kita saat itu. Namun yang harus di ingat bahwa kita adalah penyambung tongkat estafet bangsa ini, kitalah yang akan menentukan ke arah mana negara ini kita bawa. Maka untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan kita yang telah gugur mendahului kita, solusi saya adalah kita harus mengisi moment-moment bersejarah ini dengan berbagai aksi-aksi kemanusiaan maupun gerakan-gerakan Nasiolisme dan Patriotisme yang bisa di bumingkan bersama-sama kepada seluruh masyarakat Indonesia. 

Jangan kitabiarkan perjuangan-perjuangan itu berhenti di era generasi kita.  karena yang di takutkan adalah semakin kita lupa, semakin bergesernya kita pada tubir jurang kehancuran. 

Mari Mahasiswa Indonesia, kita tengok betapa ber api-apinya cuplikan pidato bung Tomo yang sanggup membakar semangat masyarakat Indonesia saat itu, 

Saudara-saudara.!!!

Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya. Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi, Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

-------------

Dan untuk kita saudara-saudara. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati! Dan kita yakin saudara-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun