Di tengah permukiman warga yang tenang di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, berdiri sebuah toko kelontong yang sejak 2021 menjadi andalan warga sekitar: Toko Sahabat. Usaha ini bergerak di bidang perdagangan sembako dan berbagai kebutuhan sehari-hari. Mulai dari beras, gula, kopi, rokok, hingga deterjen dan sampo tersedia lengkap di toko ini.
"Usaha ini dimulai pertengahan 2021, waktu itu saya masih SMA kelas 1," ujar Nafed Adrian, atau yang akrab disapa Ajay, pengelola Toko Sahabat.
Toko Sahabat sebenarnya merupakan usaha keluarga, namun Ajay sejak awal turut aktif menjaga toko, terutama di waktu luang sepulang kuliah. Saat ini ia tengah menempuh pendidikan S1, dan tetap meluangkan waktu untuk membantu toko yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya.
Usaha Perorangan dengan Komitmen Kolektif
Walau berasal dari inisiatif keluarga, usaha ini dijalankan secara perorangan dalam aktivitas hariannya. Ajay menjadi ujung tombak yang mengatur stok barang, melayani pembeli, hingga menyusun strategi penjualan. Ia menyebut, "Yang menantang itu harga sembako yang tidak stabil. Sulit menentukan harga jual yang tidak merugikan tapi tetap terjangkau."
Fluktuasi harga menjadi tantangan utama, selain itu, berkurangnya daya beli masyarakat di masa-masa tertentu juga kerap memengaruhi omzet harian. Namun, Ajay dan keluarganya bersyukur, Toko Sahabat belum pernah mengalami kemunduran atau nyaris tutup.
"Alhamdulillah enggak pernah hampir tutup. Lingkungan di sini saling dukung, jadi kami selalu ada pembeli setiap hari."
Strategi Bertahan dan Dampak Sosial
Saat pandemi, Toko Sahabat menyesuaikan diri dengan cepat. Mereka menambah stok masker, hand sanitizer, dan kebutuhan pokok lainnya yang banyak dicari warga. Respons masyarakat pun sangat positif.