Mohon tunggu...
wujil
wujil Mohon Tunggu... Penulis - Serikat Pintas Capital

hanya penggemar sejarah, teknologi, dan pengkritik mitos dan dogma

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengartikan Kebudayaan Pusaka Keris yang Sering Disalahartikan Syirik dan Memahami Teknologi Leluhur

3 September 2022   14:22 Diperbarui: 3 September 2022   14:25 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berbicara tentang pusaka keris di masyarakat umum, mungkin kata pertama yang terlintas dipikiran adalah mistis, klenik, dan horror. Sangat disayangkan sekali karena seharusnya keris itu dapat menjadi identitas dari negara Indonesia, tetapi hanya karena label yang disematkan oleh kekeliruan dalam memahami pusaka oleh masyarakat, dan industry film horror di Indonesia yang sering mengaitkan keris dengan dukun dan kesaktian tak masuk akal, keris menjadi dikucilkan bahkan diharamkan.

Berikut fakta tentang teknologi keris yang jarang dilihat masyarakat:

  • Pembuatan keris menggunakan teknik tempa lipat yang menggabungkan besi, nikel, titanium, dan baja. Disini besi dan nikel atau titanium ditempa sedemikian rupa berkali-kali lipat untuk mendapatkan pamor (motif corak), sedangkan baja digunakan untuk nyelorok/selorok (bagian tajam bilah keris).
  • Teknik pembuatan pamor (motif corak) pada keris sangat mirip dengan teknik pembuatan pamor yang digunakan pada pedang damaskus (syiria). Apakah  mungkin ada pertukaran pengetahuan tentang teknik tempa lipat ini di zaman dahulu?.
  • Keris diperkirakan mulai ada sejak tahun 125 M, yang artinya penggunaan nikel di Indonesia sudah digunakan leluhur pada zaman itu. Sedangkan penemuan nikel oleh dunia barat baru ditemukan pada tahun 1751 M.
  • Dalam proses pembuatan dan perawatan keris ada yang dinamakan pewarangan/warangan (proses pelapisan untuk mengeluarkan motif corak). Bahan yang digunakan untuk pewarangan adalah arsenic yang hanya akan melapisi logam besi dan tidak akan melapisi nikel sehingga meimbulkan pamor. Disini berarti pemanfaatan arsenic sudah digunakan oleh leluhur terdahulu.
  • Dimata orang awam proses ini dianggap proses melapisi keris dengan racun (karena arsenic unsur beracun)
  • Para Mpu (pembuat keris) terdahulu memiliki pengetahuan dimana lokasi-lokasi bahan material seperti nikel, besi, dan titanium. Seharusnya dengan pengetahuan lokasi tersebut bisa menjadi informasi berharga saat ini.
  • Ada juga proses mutih (proses pengikisan warangan lama) jika pamor pada keris sudah pudar, proses ini jika dilihat dari ilmu kimia adalah proses pengikisan logam menggunakan senyawa asam, yang berarti leluhur sudah memiliki pengetahuan penggunaan senyawa asam. Senyawa asam sendiri oleh leluhur didapatkan dari air kelapa tua yang dibasikan atau dari perasan jeruk nipis. Dan sangat disayangkan proses mutih ini oleh orang awam dianggap pemberian sesajen/makan untuk penunggu keris tersebut.
  • Kemudian ada proses meminyaki keris ini semata-mata dilakukan untuk melindungi keris dari karat, karena besi dan nikel mudah berkarat jika terkena udara.
  • Dari sudut keamanan terdahulu keris diberikan kepada orang yang beranjak dewasa yang artinya hampir semua orang terdahulu memiliki keris, ini adalah strategi kerajaan untuk mempersenjatai rakyatnya jika akan terjadi perang. Ini terbukti saat perang diponegoro yang dikabarkan menewaskan 8.000.000 orang jawa dan pada saat itu keris adalah salah satu senjata yang paling banyak di pakai. Bagaimana mungkin para syuhada korban perang diponegoro ini dilabeli musyrik hanya karena pemahaman tentang keris yang keliru.
  • Keangkeran dan mistis dari keris hanyalah pengalihan isu/propaganda oleh belanda akan pengetahuan metalurgi yang sudah dikuasai leluhur terdahulu, sehingga ilmu metalurgi tersebut terputus. Kejadian ini sangat dipengaruhi oleh industri film dan cerita kesaktian yang tak masuk akal.
  • Dari sisi filosofis, keris dapat memberikan sugesti dan pengharapan kepada pemiliknya dikarenakan arti dari pamor dan dapur(jenis) yang ada pada keris.

Mudah-mudahan dengan fakta-fakta diatas dapat meluruskan pandangan masyarakat terhadap keris.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun