Saat melaksankan sholat berjamaah bersama Buya Hamkah, dipimpin oleh Imam pertama masjid Jami sendiri adalah pendirinya H. Abdul Kadir Hatala. Selain sebagai imam, beliau juga bekerja sebagai salah satu hakim di lembaga peradilan Kota Ambon. Setelah wafat, Hatala diganti oleh H Ahmad Hatala, yang merupakan adiknya. Dan kemudian setelah Ahmad Hatala juga meninggal, jabatan imam diganti dengan Haji Ahmad Oei.
Pada tahun yang sama 1962 setelah Alfatah didirikan, perlahan imam tetap masjid Jami dialihkan untuk memimpin sholat berjamah di Alfatah. Mereka dihimpun oleh Kiai Ashari. Namun masjid Jami tetap berada dibawah satu kepengurusan, tanpa terikat dengan Yayasan Alfatah. Manajemen Masjid Jami diketuai oleh oleh dokter Amad Rivai Ambon.
Pada saat-saat tertentu Masjid ini juga digunakan oleh masyarakat untuk sekedar berdiskusi. Juga oleh Musaffir beristirahat. Suasana keramaian akan lebih terasa pada saat bulan Ramadhan, seperti terlihat hari pertama tarawih buka puasa pada sore hari beberapa waktu lalu.
Masjid ini juga sering didatangi para wisatawan untuk sekedar menggali infomasi tentang sejarah pembangunan, imam dan aktivitas ibadah yang dilakukan pada momentum tertentu bagi Umat Islam.”Bukan hanya dalam negri, wisatawan luar negri juga sering datang di masjid ini melihat benda-benda yang masih terjaga rapih. Termasuk beberapa foto lama masjid ini yang masih dipajang di dinding masjid,”ungkapnya.
*Tulisan ini pernah dimuat di salah satu media lokal di Maluku (Ambon Ekspres) Juli 2014 dengan judul asli: Masjid Jami, 154 Tahun Dengan Arsitektur Asli
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI