Mohon tunggu...
Muhammad Miftahuddin
Muhammad Miftahuddin Mohon Tunggu... Lainnya - manusia pembelajar

Seorang manusia yang tidak pernah puas untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hati Bukan Merah Tapi Hitam

13 Mei 2020   11:53 Diperbarui: 17 Mei 2020   05:54 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, sekarang mari kita bahas benda hitam dalam perspektif sains dulu. Kalian pasti bertanya-tanya apa sih benda hitam yang memiliki lubang? Apakah memang benar sebuah lubang yang berwarna hitam? Yup, perkiraan kalian tidak salah. Menggunakan istilah lubang itu untuk menggambarkan bahwa benda ini akan menyerap setiap cahaya yang masuk ke lubang itu, trus menggunakan pendekatan warna hitam karena warna hitam artinya akan menyerap semua warna cahaya yang ada sehingga yang terlihat oleh mata adalaha warna hitam. Tapi secara fisika, bukan itu saja defini dari lubang hitam.

Benda hitam sempurna di alam ini sukar untuk ditemukan. Jelaga (baca asap yang hitam) yang keliahatan hitam terkadang masih terlihat agak sedikit abu-abu. Suatu benda hitam sempurna di dalamnya terdapat rongga, seperti pada gambar di bawah ini.

(Sumber : wikipedia)               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
(Sumber : wikipedia) googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

Dari gambar di atas, sebuah cahaya yang masuk ke dalam rongga dari benda hitam akan dipantulkan berkali-kali. Setiap kali pantulan maka intensitasnya akan berkurang karena diserap sampai nol oleh dinding tersebut sehingga tidak memungkinkan lagi cahaya tersebut untuk keluar dari lubang. Lalu, mungkin suatu ketika cahaya tersebut dapat keluar dari lubang? Jawabannya sangat sekali bisa. Bagaimana caranya?

Ketika benda berongga itu dipanaskan, maka elektron-elektron pada dinding tersebut akan bergetar dan memancarkan radiasi (menurut teori elektromagnetik). Setiap radiasi yang dipancarkan oleh dinding di dalam rongga juga akan mengalami pemantulan dan penyerapan berkal-kali sampai benda mencapai kesetimbangan termal. Bayangkan ada banyak titik di dalam dinding tersebut memancarkan radiasi sehingga rongga tersebut kini dipenuhi dengan cahaya, maka pasti ada kemungkinan cahaya akan keluar dari lubang tersebut. Radiasi yang keluar dari keadaan seperti ini disebut sebagai radiasi benda hitam. Seperti diilustrasikan gambar di bawah ini.

(Sumber : http://claesjohnson.blogspot.com/)
(Sumber : http://claesjohnson.blogspot.com/)

Begitulah, benda hitam berlubang/berongga yang sudah kita bahas secara fisika. Nah, sekarang kaitannya antara cahaya dan benda hitam dengan perumpamaan cahaya di atas cahaya dan hati di pertengahan artikel ini.

Setiap manusia pasti akan setiap hari menerima nasihat (baca cahaya), membaca artikel, mendengar, dan atau mendengar artikel cetak maupun digital tentang nasihat. Pasti ada suatu ketika nasihat itu menyentuh hati kita, hal ini bisa dikatakan bahwa cahaya masuk ke dalam rongga hati kita (baca benda hitam). Selama, cahaya itu masih ada dalam hati maka dia akan terus mengalami pemantulan. Tentu dari masa ke masa cahaya tersebut akan redup nah di situlah kita akan kembali kepada kejahiliahan.

Kemudian setiap manusia yang di dalamnya hatinya sudah terdapat cahaya yang terus terpelihara keberadaannya karena hatinya sering mendapatkan cahaya dari luar dan atau dalam dirinya sering mengalami peristiwa-peristiwa di mana hatinya seperti benda hitam di atas yang dipanaskan sampai mencapai kesetimbangan termal sehingga elektron-elektron dalam hatinya memancarkan radiasi cahaya kebaikan sehingga cahaya tersebut keluar meradiasikan daerah di sekitarnya. Pancaran cahaya yang oleh orang lain terlihat bahwa manusia tersebut memiliki hati yang bersinar, memiliki hati yang hanif (baik), kalbun salim atau hati yang memberikan keselamatan dan banyak isitilah kebaikan lain yang dapat digambarkan untuk hati yang dipenuhi cahaya Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun